Info

Bahaya Toxic Relationship pada Kesehatan Mental, Kenali Tandanya

Hubungan beracun menurut Glass tidak selalu terjadi pada hubungan romantis, bisa saja pada hubungan kekeluargaan dan profesional.

Yasinta Rahmawati | Fita Nofiana

Ilustrasi pasangan. (PIxabay/Olessya)
Ilustrasi pasangan. (PIxabay/Olessya)

Himedik.com - Setiap hubungan memang mengalami pasang surut, tetapi Lillian Glass mengatakan bahwa hubungan beracun atau toxic realtionship secara konsisten tidak menyenangkan dan menguras tenaga.

Dilansir dari Time, Lillian Glass, seorang ahli komunikasi dan psikologi California menciptakan istilah orang toxic pada tahun 1995. Istilahnya tersebut mengacu pada orang beracun dalam sebuah hubungan yang beracun pula, sehingga disebut dengan toxic relationship.

"Setiap toxic relationship (hubungan beracun) adalah mereka yang tidak saling mendukung, ketika ada konflik salah satunya akan berusaha merusak yang lain, di mana ada persaingan, rasa tidak hormat dan kurangnya kerjasama," tulis Glass pada bukunya yang berjudul Toxic People.

Kristen Fuller, seorang dokter keluarga yang berbasis di California, menambahkan bahwa hubungan beracun akan merusak mental, emosional dan bahkan secara fisik.

Hubungan beracun menurut Glass tidak selalu tentang hubungan romantis, bisa saja pada hubungan kekeluargaan dan profesional.

"Mereka berada dalam hubungan beracun, baik secara romantis maupun sebagai anak, bisa karena mereka tidak memiliki pendidikan yang mendukung dan penuh kasih," kata Fuller.

Ilustrasi pasangan bertengkar [shutterstock]
Ilustrasi pasangan bertengkar [shutterstock]

"Mereka bisa saja diintimidasi di sekolah. Mereka mungkin menderita gangguan kesehatan mental yang tidak terdiagnosis, seperti depresi, kecemasan, bipolar, gangguan makan, hingga trauma," tambahnya.

Menurut Glass, kadang-kadang hubungan yang toxic hanyalah hasil dari pasangan yang tidak sempurna, seperti dua orang yang sama-sama membutuhkan kontrol atau tipe sarkastik.

Tanda-tanda hubungan beracun yang paling terlihat adalah adanya segala bentuk kekerasan hingga pelecehan. Namun dalam banyak kasus, indikator hubungan beracun bisa saja jauh lebih halus daripada itu.

"Yang pertama dan paling sederhana, adalah ketidakbahagiaan yang terus-menerus," kata Glass.

Jika suatu hubungan berhenti membawa sukacita dan sebaliknya secara konsisten membuat Anda merasa sedih, marah, cemas maka mungkin Anda berada dalam hubungan beracun. Anda juga mungkin merasa iri pada pasangan yang bahagia.

Ilustrasi pasangan bertengkar. [Shutterstock]
Ilustrasi pasangan bertengkar. [Shutterstock]

Fuller mengatakan perubahan negatif dalam kesehatan mental, kepribadian, dan harga diri merupakan tanda bahaya juga.

Perubahan ini dapat berkisar dari kondisi yang dapat didiagnosis secara klinis, seperti depresi, kecemasan, atau gangguan makan, hingga tidak nyaman di sekitar pasangan Anda.

"Anda juga harus melihat perubahan dalam hubungan Anda yang lain atau dengan cara Anda menghabiskan waktu luang," kata Fuller.

"Anda mungkin merasa tidak enak ketika melakukan hal-hal sendiri karena merasa harus selalu memperhatikan pasangan sepanjang waktu. Anda menjadi bukan diri sendiri lagi dan memberikan segalanya untuk pasangan," tambahnya.

Fuller mengatakan anjuran dari keluarga atau teman-teman harus ditanggapi dengan serius karena orang yang berada dalam hubungan beracun sering kali tidak menyadarinya.

Berita Terkait

Berita Terkini