Info

Pakar: Dunia Memasuki Fase Pandemi Covid-19 Kedua, Apa Tandanya?

Pakar mengingatkan bahwa pandemi Covid-19 belum berakhir.

Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah

Ilustrasi masker dan virus corona. (Pixabay)
Ilustrasi masker dan virus corona. (Pixabay)

Himedik.com - Peningkatan infeksi Covid-19 secara tiba-tiba menyebabkan penutupan sementara klub malam di kawasan Seoul, Korea Selatan. Sedangkan di Lebanon, jam malam telah diperketat yang sebelumnya longgar setelah kasus rebound selama akhir pekan.

Sedangkan di Jerman, pemimpin bertanya-tanya apakah mereka telah melonggarkan peraturan terlalu cepat, saat taman di negaranya penuh sesak dan tingkat infeksi makin meningkat.

Inilah fase pandemi Covid-19 kedua berikutnya terjadi. Banyak negara mencoba meratakan kurva kasus mereka. Lockdown yang ketat dalam beberapa bulan terakhir, secara bertahap dilonggarkan. Masalah ekonomi dan sosial berkembang setiap hari.

Tapi, masalah dasarnya sebenarnya ada pada masyarakat sendiri. Semakin banyak masyarakat tercampur, semakin banyak virus corona akan menyebar.

Para ilmuwan tidak terkejut dengan tambahan kasus di China, Iran, dan wilayah lain yang telah mengendurkan pemberlakuan lockdown dalam beberapa pekan terakhir.

"Ini mengkhawatirkan, tetapi itu sudah diduga. Ini adalah konsekuensi yang tak terhindarkan dari memungkinkan kembali pencampuran sosial," kata Ian Jones, profesor vorilogi di University of Reading, kepada The Guardian.

"Itu bagian dari trade off. Akan ada banyak kasus tanpa gejala atau orang sakit ringan yang tidak terdeteksi. Jadi, jika orang berkumpul lagi, kita akan melihat hal-hal ini terjadi," tutur Ian Mackay, ahli virus di Universitas Queensland.

Ilustrasi masker dan virus corona. (Pixabay)
Ilustrasi masker dan virus corona. (Pixabay)

Tanpa vaksin, ahli epidemiologi memperkirakan virus akan menyebar selama beberapa bulan ke depan dan mungkin bertahun-tahun. "Fase baru hidup dengan Covid-19," kata Jones.

Jika fase pertama adalah tentang melindungi kehidupan dan sistem perawatan kesehatan, tahap selanjutnya akan menghadirkan lebih banyak pertanyaan pelik.

"Kita ingin membuat orang kembali bekerja, tetapi akan ada 'biayanya'. Dan pada akhirnya biaya itu adalah kematian, karena kita tahu apabila kasus naik, begitu juga kematian," sambungnya.

Jones mengatakan, kemungkinan masa ini menjadi minggu-minggu pertama dalam percobaan kesehatan publik terbesar di dunia.

"Kita semua menyaksikan dan belajar dari kemajuan (negara) masing-masing. Benar-benar ada buku pedoman yang ditulis di setiap negara yang kami pelajari. Itu adalah satu eksperimen raksasa, yang terdiri dari banyak eksperimen kecil di setiap negara, di setiap yurisdiksi," lanjutnya.

Ilustrasi vaksin, laboratorium, peneliti. (Pixabay)
Ilustrasi vaksin, laboratorium, peneliti. (Pixabay)

Negara-negara yang telah berhasil menurunkan kurva mereka, seperti Australia dan Selandia Baru, akan berpotensi memberikan lingkungan yang paling terkontrol dan karenanya merupakan tempat uji terkaya, kata Mackay.

"Di Australia, misalnya, kita akan mengawasi apakah orang yang pergi ke toko akhir pekan ini akan menyebabkan peningkatan kasus, dan itu akan diberi tahu ke seluruh dunia," jelas Mackay.

Menurut Jones, pandemi Covid-19 ini akan berlanjut sampai tingkat penularan sangat kecil.

"Itu berlanjut tanpa batas waktu, sampai tingkat penularan sangat kecil sehingga virus secara alami akan padam, atau sampai ditekan oleh vaksin," tandasnya.

Berita Terkait

Berita Terkini