Himedik.com - Kematian tiga Anak Buah Kapal (ABK) WNI yang bekerja di Kapal Longxing 629 China disebut mengalami perlakuan yang eksploitatif.
Ketua Serikat Pekerja Perikanan Indonesia (SPPI) Korea Selatan Ari Purboyo menyatakan pada Suara.com, Selasa (5/5/2020) menganai hasil forensik salah satu ABK yang tak selamat.
Baca Juga
WHO Luncurkan Empat Kiat Meredakan Stres, Praktis Dilakukan!
Perawatan ICU Pasien Covid-19 Disebut Bisa Picu Delirium
Penelitian Sebut Meditasi Tertentu Bisa Bantu Hilangkan Lemak Perut!
Temuan Baru, Alat Bedah Bisa Tertinggal dalam Tubuh Pasien hingga 6 Bulan!
Menghindari Virus, Ini Tips Aman Makan di Luar Rumah saat Pandemi Corona
Vitamin D dan Depresi Berkaitan Erat, Begini Penjelasannya!
Dari hasil forensik ABK Effendi Pasaribu, menyatakan bahwa ia meninggal dunia karena pneumonia atau radang paru-paru. Faktor lainnya juga bisa dari makanan atau minuman yang ABK tersebut konsumsi setiap harinya.
"Itu minum mungkin bisa dilihat dari peristiwanya kan badannya membengkak ya. Itu kemungkinan besar mereka meminum air laut yang disuling," ungkapnya.
Melansir dari Oceanservice, ketika manusia minum air laut, sel-sel mereka menyerap air dan garam. Sementara manusia dapat dengan aman menelan sejumlah kecil garam, kandungan garam dalam air laut jauh lebih tinggi dari apa yang dapat diproses oleh tubuh manusia.
Oleh karena itu, meminum air laut sendiri dampak bagi kesehatan mulai dari dehidrasi hingga masalah ginjal. Melansir dari Hello Sehat, berikut adalah beberapa masalah kesehatan yang muncul ketika meminum air laut.
1. Dehidrasi
Kandungan garam dalam air laut dapat membuat dehidrasi, sehingga semakin banyak air garam yang diminum maka akan semakin banyak pula cairan tubuh hilang. Sebab, air yang sudah ada dalam tubuh dialihkan untuk membantu mencairkan kelebihan garam.
Kekurangan air membuat gangguan pada fungsi tubuh lain. Dehidrasi akan membuat Anda kehausan, sementara pelarutan garam dalam tubuh akan membuat Anda sering buar air. Hal ini yang kemudian akan memperburuk dehidrasi