Info

Orang Lebih Emosional saat di Rumah Aja? Ini Kata Ahli Terapi Perilaku!

Beberapa orang mungkin terlihat lebih emosional atau mudah marah selama di rumah aja akibat wabah virus corona Covid-19, ini penjelasannya.

Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni

Ilustrasi marah. (pixabay/Goumbik)
Ilustrasi marah. (pixabay/Goumbik)

Himedik.com - Banyak orang mungkin merasakan perubahan suasana hati selama di rumah aja akibat virus corona Covid-19. Dalam kondisi ini, seseorang mungkin lebih merasa ketakutan, kesepian hingga emosional.

Emosi yang tak beraturan selama di rumah aja ini sangat normal terjadi. Karena, seseorang merasa rutinitasnya sehari-hari telah direnggut oleh keadaaan. Di sisi lain, mereka juga mengkhawatirkan diri sendiri maupun orang yang dicintainya akibat virus.

Parahnya lagi, banyak orang yang juga terjebak di ruang kecil, sendirian dan akibatnya kesepian. Tapi, orang yang di rumah aja bersama teman, pasangan atau keluarga mungkin mengalami kondisi yang sedikit berbeda.

Jika Anda merasa marah karena sesuatu yang tanpa alasan, tidak bisa mengontrol rasa frustasi akibat keadaan sekarang atau lebih sering menyerang orang lain. Ketahuilah bahwa itu semua dialami oleh banyak orang selama pandemi.

"Saya marah selama 2 hari terakhir. Kemudian kemarin saya mengalami kehancuran total. Saya masih berlinang mata hari ini dan kupikir semua itu hanyalah penumpukan dari semua keadaan sekarang," ujar seorang wanita yang tak ingin namanya disebutkan, dikutip dari metro.co.uk.

Ilustrasi Isolasi Mandiri (Shutterstock)
Ilustrasi Isolasi Mandiri (Shutterstock)

Meski begitu, Saj Devshi, seorang ahli terapi perilaku kognitif justru memiliki pemahaman yang berbeda. Saj Devshi mengatakan kemarahan itu terkait dengan tingkat gairah seseorang.

Jika Anda membayangkan memiliki tingkat gairah seperti tangki air yang terus-menerus diisi. Pada akhirnya, pengisian tangki air itu mencapai titik maksimal hingga meluap-luap. Saat itulah orang mulai menunjukkan kemarahan dan frustasinya.

"Dalam kondisi normal, kami memiliki banyak hal untuk mengurangi dan menurunkan emosional ini, seperti bersosialisasi, jumpa teman, olahraga teratur, melakukan hobi dan mengubah pandangan melalui pekerjaan," jelasnya Saj Devshi.

Menurutnya, semua hal itu bisa membantu seseorang menurunkan gairahnya dan mengendalikan tingkat kemarahan secara pasif.

Namun, tekanan tambahan seperti ketidakpastian suatu pekerjaan justru akan menciptakan kecemasan, ketakutan dan frustasi yang menambah gairah dan meluapkan amarah.

Anda mungkin bisa mengurangi rasa marah atau menurunkan emosional selama masa penguncian dengan olahraga.

Anda bisa mencoba olahraga berintensitas tinggi, seperti kelas HIT dan dilanjutkan dengan yoga atau meditasi untuk menenangkan pikiran, bila membutuhkannya untuk meredakan marah.

Berita Terkait

Berita Terkini