Info

Studi: Vaksin BCG untuk Tuberkulosis Tidak Bisa Mencegah Infeksi Covid-19

Awalnya vaksin BCG dianggap dapat mencegah infeksi Covid-19, tapi studi ini berkata sebaliknya.

Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah

Ilustrasi vaksin, laboratorium, peneliti. (Pixabay)
Ilustrasi vaksin, laboratorium, peneliti. (Pixabay)

Himedik.com - Demi menyelidiki efek vaksin Bacillus Calmette-Guerin (BCG) terhadap pencegahan virus corona, seperti yang telah diklaim sebelumnya, Israel melakukan sebuah peneliltian baru.

Hasilnya, para ilmuwan Israel mengaku tidak melihat adanya perbedaan dalam proporsi kasus pada mereka yang telah divaksinasi dengan yang tidak divaksinasi. Selain itu, vaksin BCG juga dinilai tidak dapat memberikan efek pencegahan.

Vaksin BCG merupakan vaksin yang dikembangkan ratusan tahun lalu untuk infeksi tuberkulosis (TBC) di Eropa. Di negara berkembang, vaksin ini digunakan untuk mengatasi kondisi lain, termasuk mencegah kematian bayi dari berbagai penyebab, dan secara signifikan mengurangi kejadian infeksi pernapasan.

Ilmuwan di Melbourne, Australia, pada awal April tahun ini, pernah mengatakan vaksin BCG ini tampaknya 'melatih' sistem kekebalan untuk mengenali dan merespon berbagai infeksi, terutama virus, bakteri, hingga parasit.

Mereka juga telah memberikan vaksin BCG kepada ribuan tenaga medis dan melakukan uji coba terkontrol secara acak yang dimaksudkan untuk menguji efektivitas vaksin terhadap Covid-19, dilansir dari New York Post.

Ilustrasi seorang anak sedang diberi vaksin. [Shutterstock]
Ilustrasi vaksin [Shutterstock]

Kelompok studi di Universitas Tel Aviv di Israel, dilansir NHK, mencatat bahwa Israel telah divaksinasi secara rutin dengan vaksin BCG hingga 1982. Mereka pun menganalisis apakah ada perbedaan dalam rasio infeksi antara generasi yang divaksinasi dan yang tidak divaksinasi. Hasilnya dipublikasikan di 'American Medical Association Magazine'.

Menurut hasilnya, di antara orang-orang yang diuji PCR untuk virus corona baru dari Maret hingga awal April di Israel tahun ini, 3064 orang yang lahir dari 1978 hingga 1981 ketika vaksin BCG diinokulasi, 11,7% atau 361 orang positif.

Di sisi lain, dari 2869 orang yang lahir dari 1983 hingga 1986, yang tidak divaksinasi, sebanyak 299, atau 10,4%, dites positif.

Kelompok penelitian menemukan bahwa tidak ada perbedaan yang jelas secara statistik dan bahwa vaksin BCG tidak memiliki efek perlindungan.

Di sisi lain, ada beberapa kasus penyakit parah pada generasi yang relatif muda yang menjadi subjek penelitian, dan peneliti belum tahu hubungannya dengan tingkat penyakit serius dan kematian.

Berita Terkait

Berita Terkini