Info

Menurut Ahli, Begini Cara Cek Alergi Makan Anak di Rumah

Cara untuk mencegah dan cek alergi anak saat pandemi bisa dilakukan dengan memperkenalkan makanan alergenik.

Yasinta Rahmawati | Fita Nofiana

Ilustrasi anak makan. (Pixabay/avitalchn)
Ilustrasi anak makan. (Pixabay/avitalchn)

Himedik.com - Berada di tengah pandemi tidak jadi alasan untuk menunda respon alergi pada bayi Anda. Sebab, memeriksa sesegera mungkin alergi pada anak akan lebih baik.

Cara terbaik untuk mencegah dan cek alergi pada anak saat pandemi adalah dengan memperkenalkan makanan alergenik.

Dilansir dari Medical Xxpress, peneliti Maude Perreault dari Universitas McMaster dan Elissa M. Abrams seorang asisten profesor departemen pediatrik Universitas John Hopkins memberikan tips mengenal dan mencegah alergi pada anak.

"Sebagai dokter dan peneliti di bidang alergi dan nutrisi bayi, kami khawatir bahwa Covid-19 dapat membuat orangtua menunda pengenalan alergen pada bayi mereka. Orangtua mungkin merasa tidak nyaman membawa bayi mereka ke ruang gawat darurat saat pademi Covid-19," tulis para peneliti.

"Sehingga mereka tidak ingin mengambil risiko reaksi alergi parah yang memerlukan kunjungan ke rumah sakit," tambahnya.

Mereka merekomendasikan agar orangtua memperkenalkan makanan alergi kepada bayi segera setelah mereka mulai makan makanan padat sekitar enam bulan, tetapi tidak sebelum usia empat bulan.

"Ini juga berlaku untuk bayi berisiko rendah, tetapi sangat penting untuk bayi yang berisiko alergi lebih tinggi karena eksim, alergi makanan lain atau riwayat keluarga yang dekat dengan kondisi alergi," catat para peneliti.

Ilustrasi. (sumber: Shutterstock)
Ilustrasi. (sumber: Shutterstock)

Meskipun pandemi dan beberapa keluarga berusaha menghindari risiko kunjungan ruang gawat darurat, dianjurkan untuk memperkenalkan alergen kepada bayi secara mandiri. Sebab, risiko reaksi alergi parah ketika makan makanan baru untuk pertama kali sangat rendah.

"Sangat tidak mungkin bayi akan bereaksi sangat parah terhadap makanan baru sampai memerlukan perjalanan darurat ke rumah sakit," tulis mereka.

Dalam kejadian yang tidak mungkin bahwa bayi memiliki reaksi parah dan perlu pergi ke ruang gawat darurat, risiko tertular Covid-19 juga sangat rendah.

Alergen makanan yang paling umum adalah susu sapi, telur, kacang tanah dan kacang-kacangan pohon, biji wijen, ikan dan kerang, kedelai, dan gandum.

"Kami tidak menyarankan mengoleskannya pada kulit atau bibir untuk menguji reaksi alergi karena dapat menyebabkan iritasi yang dapat disalahartikan sebagai alergi," catat mereka.

Ilustrasi bayi makan. (Shutterstock)
Ilustrasi bayi makan. (Shutterstock)

Orangtua dapat mengenalkan makanan ini satu per satu, selalu sesuai usia untuk bayi mereka dan tanpa penundaan antara diperkenalkannya makanan baru. Reaksi alergi biasanya muncul sangat cepat, sehingga orangtua dapat mengukur reaksi dalam beberapa jam setelah makan.

Reaksi alergi pada bayi biasanya akan memengaruhi kulit (gatal-gatal, gatal, ruam), saluran pencernaan (muntah, diare) atau sistem pernapasan.

Orangtua harus memonitor tanda-tandanya dengan cermat dan mengambil gambar reaksi kulit ketika mereka mencari saran dari dokter keluarga mereka. Jika ada reaksi, makanan harus dihindari sampai orangtua berkonsultasi dengan tim perawatan kesehatan.

Setelah alergen diperkenalkan dengan aman, sangat penting untuk tetap menawarkan dan menyajikannya kepada bayi beberapa kali seminggu untuk mempertahankan toleransi. 

Berita Terkait

Berita Terkini