Info

Masih Digunakan Polisi, Ternyata Gas Air Mata Berbahaya bagi Kesehatan

Gas air mata memang telah dilarang dalam perang, tetapi sayangnya senjata itu masih digunakan untuk membubarkan aksi massa.

Yasinta Rahmawati | Fita Nofiana

Ilustrasi gas air mata (Suara.com/Shutterstock)
Ilustrasi gas air mata (Suara.com/Shutterstock)

Himedik.com - Polisi di berbagai negara masih menggunakan gas air mata untuk membubarkan aksi massa yang tidak aman dan berbahaya bagi kesehatan.

Dilasir dari Insider, para ahli mengatakan bahwa gas air mata harus menjadi senjata pilihan terakhir. Hal tersebut dikarenakan penggunaannya yang sangat sembarangan, memengaruhi semua orang di daerah demo termasuk individu yang tidak terlibat.

Gas air mata sebenarnya bukan gas, tetapi putih solid yang dapat menjadi aerosol bila dicampur dengan pelarut.

Ketika tercampur dengan air, keringat, dan minyak di kulit, bubuk itu larut menjadi cairan asam yang menyakitkan. Hal tersebut akan membuat kulit panas dan kelembapan kulit bisa membuatnya terasa lebih buruk. Jika gas air mata yang masuk ke mata dapat menyebabkan kebutaan sementara.

Bubuk gas air mata yang masuk ke kulit terbuka juga bisa membuatnya merah dan terasa seperti terbakar.

Polisi menembakkan gas air mata ke arah massa pelajar di dekat Stasiun Palmerah, Jakarta, Senin (30/9). (Suara.com/Novian)
Polisi menembakkan gas air mata ke arah massa pelajar di dekat Stasiun Palmerah, Jakarta, Senin (30/9). (Suara.com/Novian)

"Itu juga pasti akan membuat orang batuk dan bersin, yang membuat orang banyak berdemo di tengah-tengah pandemi virus corona berisiko lebih tinggi untuk terinfeksi," kata Dr. Dean Winslow, seorang dokter penyakit menular di Stanford Health Care.

"Saya tentu akan mencegah penegakan hukum menggunakan teknik-teknik pengendalian kerusuhan semacam itu," katanya.

Rohini Haar, seorang dokter darurat dan pakar senjata kendali kerumunan dari Physicians for Human Rights mengatakan, bahwa anak-anak, orang tua dan orang lain dengan kondisi pernapasan kronis dapat mengalami kesulitan bernapas jika terkena gas air mata. 

Bagian paling berbahaya dari gas air mata adalah paket yang keluar dari dalamnya.

"Tabung gas air mata, dalam penelitian kami bisa menyebabkan sebagian besar cacat permanen," kata Haar. "Terutama ketika mereka mengenai kepala atau leher, mata, dan tulang-tulang halus wajah."

Studi kasus mengenai proyektil dampak kinetik (KIP) yang diterbitkan di BMJ pada 2017, menemukan bahwa KIPS termasuk tabung gas air mata telah menyebabkan cedera serius, cacat dan kematian.

Apabila Anda terkena gas air mata, maka hal yang paling penting untuk dilakukan jika terpapar gas air mata adalah meninggalkan daerah di mana paparannya menyebar.

"Itu bisa tersangkut di kain, bisa tersangkut di sepatu Anda, di paru-paru Anda, jadi yang terbaik adalah keluar dari situ dan bersihkan diri," kata Haar.

Usai menghindari gas air mata, basuh mata dengan air dingin, ketika sampai di rumah, lepaskan pakaian dengan hati-hati dan langsung mandi. Gunakan air dingin untuk mengurangi panas dan kelembapan yang bisa membuat luka bakar semakin parah.

Berita Terkait

Berita Terkini