Info

Riwayat Keguguran Disebut Dapat Tingkatkan Risiko Diabetes Tipe 2

Perempuan yang pernah mengalami keguguran disebut lebih berisiko terkena diabetes tipe 2.

Yasinta Rahmawati | Fita Nofiana

Makanan yang harus dikonsumsi setelah keguguran (Pixabay/NicciDoula)
Makanan yang harus dikonsumsi setelah keguguran (Pixabay/NicciDoula)

Himedik.com - Peneliti Denmark sebut bahwa perempuan yang pernah mengalami keguguran berisiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2. Dibandingkan dengan wanita yang melahirkan, mereka yang mengalami keguguran berada pada peningkatan risiko 18 persen terkena diabetes tipe 2.

Dilansir dari New York Times, studi yang dilakukan Diabetologia itu meneliti 24.774 wanita yang menderita diabetes setelah kehamilan dan 247.740 perempuan sebagai kelompok.

Dibandingkan dengan wanita hamil yang berhasil melahirkan, mereka yang keguguran sekali meningkatkan risiko 18 persen lebih tinggi untuk terkena diabetes.

Sementara perempuan yang keguguran dua kali memiliki risiko 38 persen lebih tinggi dan mereka yang keguguran tiga kali atau lebih memiliki risiko 71 persen lebih tinggi mengalami diabetes tipe 2.

Studi ini disesuaikan dengan obesitas dan diabetes gestasional yang diketahui terkait dengan perkembangan diabetes tipe 2.

Penyebab dari hasil penelitian itu belum diketahui dengan jelas. Tetapi para peneliti memperkirakan ada kemungkinan latar belakang genetik yang sama untuk meningkatkan risiko keguguran dan diabetes.

Seorang perempuan menyuntikkan obat diabetes. [shutterstock]
Seorang perempuan menyuntikkan obat diabetes. [shutterstock]

Bagaimanapun, penulis menekankan bahwa temuan pengamatan belum membuktikan sebab dan akibat secara jelas.

Penulis utama, Dr. Pia Egerup, seorang peneliti di Recurrent Pregnancy Loss Unit di Rigshospitalet dan Hvidovre Hospital Copenhagen, mengatakan bahwa implikasi klinis yang paling paling penting adalah bahwa keguguran mungkin memang faktor risiko diabetes.

"Kehilangan kehamilan bukan hanya soal kehilangan janin yang memiliki kelainan," katanya Egerup.

"Sebagian besar janin yang sehat hilang karena kondisi ibu. Sebagai dokter, kami ingin mengoptimalkan keberhasilan kehamilan dan meminimalkan risiko diabetes di masa depan," tambahnya.

Berita Terkait

Berita Terkini