Info

Mirip Covid-19, Penyakit Legionnaires Disebut Jadi Wabah Selanjutnya

Penyakit Legionnaires disebabkan oleh menghirup tetesan air yang mengandung bakteri Legionella pneumophilia. Gejalanya hampir mirip dengan Covid-19.

Yasinta Rahmawati | Fita Nofiana

Ilustrasi bakteri - (Pixabay/qimono)
Ilustrasi bakteri - (Pixabay/qimono)

Himedik.com - Penyakit Legionnaires disebut jadi ancaman setelah pandemi Covid-19 selesai. Saat pandemi Covid-19 berakhir, orang-orang akan kembali ke tempat-tempat yang sudah lama tidak mereka kunjungi, seperti sekolah, kantor, bioskop, mall dan lainnya. Hal itu disebut akan memimbulkan penyakit baru.

Sebab dilansir dari The Conversation, bangunan-bangunan yang lama menganggur ternyata bisa menjadi tempat berkembang biaknya infeksi, dan bisa jadi menyimpan penyakit seperti penyakit Legionnaires.

Profesor Anne Clayson, menyoroti bahwa penyakit Legionnaires disebabkan oleh menghirup tetesan air yang mengandung bakteri Legionella pneumophilia.

"Ini sangat jarang, tetapi periode tidak aktif yang lama di gedung sangat meningkatkan risiko Legionnaires," tulisnya.

Penyakit Legionnaires menyebabkan pneumonia berat. Faktanya gejalanya dapat dengan mudah disalahartikan sebagai Covid-19 yang sejauh ini telah menewaskan lebih dari 1.900 orang di Indonesia.

Gejala dari Legionnaires bisa berupa demam, batuk kering, sesak napas dan nyeri otot.

"Tidak seperti Covid-19, Legionnaire tidak menyebar dari orang ke orang tetapi menyebabkan wabah besar di masyarakat melalui tetesan air udara yang terkontaminasi," catat Clayson.

Tetesan air yang terkontaminasi bisa dari pancuran, keran, menara pendingin, sistem pendingin udara, kolam spa, bak air panas, dan air mancur.

"Penyakit ini bisa mematikan dan menginfeksi banyak orang sekaligus," tambahnya.

Kelompok berisiko untuk penyakit Legionnaires sebagian besar sama dengan Covid-19.  Setidaknya 90 persen kasus memengaruhi orang berusia di atas 45 tahun dan dua pertiganya adalah pria.

Memiliki penyakit yang mendasarinya, seperti paru-paru kronis dan penyakit lain seperti diabetes juga meningkatkan risiko penyakit parah dari penyakit Legionnaires, mirip dengan Covid-19.

Tetapi strategi untuk melawan Covid-19 tidak akan sama untuk melawan penyakit Legionnaires.

Ilustrasi bakteri. [Shutterstock]
Ilustrasi bakteri. [Shutterstock]

"Orang yang dicurigai menderita Covid-19 biasanya diminta untuk melakukan isolasi diri selama 14 hari untuk mencegah penularan penyakit kepada orang lain," catat Clayson.

"Tetapi penyakit Legionnaires tidak dapat ditularkan dari orang ke orang dan gejalanya memburuk secara signifikan selama periode tujuh hari. Perawatan cepat dengan antibiotik sangat penting. Keterlambatan pengobatan dapat menyebabkan kegagalan pernafasan yang parah," tambahnya.

Sementara itu, risiko tambahan penyakit Legionnaires terhadap pasien Covid-19 yang pulih saat ini juga tidak diketahui.

"Studi pra-cetak dari kasus Covid-19 di China dan Jepang menemukan bahwa 20 persen di antaranya juga terinfeksi bakteri Legionella. Jadi tampaknya pasien virus corona lebih rentan terhadap infeksi lain," tulis Clayson. 

Berita Terkait

Berita Terkini