Info

Waduh! Peneliti Sebut Ebola Baru di Kongo Berasal dari Hewan

Penularan Ebola yang terjadi di tengah pandemi corona di Kongo belakangan ini kemungkinan dilimpahkan dari spesies lain ke manusia.

Yasinta Rahmawati | Fita Nofiana

Ilustrasi ebola. (Pixabay)
Ilustrasi ebola. (Pixabay)

Himedik.com - Peneliti menyebutkan, wabah Ebola yang terjadi baru-baru ini kemungkinan telah dimulai dari peristiwa pelimpahan penularan dari hewan yang terinfeksi. Penelitian tersebut telah diterbitkan di Virological.org, sebuah evolusi molekuler dan forum epidemiologi.

Dilansir dari CGTN, penelitian tersebut dilakukan oleh tim dari laboratorium penelitian biomedis Kongo.

Pihak berwenang negara itu pada hari Senin (8/6/2020) telah melaporkan sembilan infeksi Ebola di kota barat laut Mbandaka, Republik Demokratik Kongo. Pihak otoritas telah mengatakan penularan tampaknya berbeda dari wabah virus Ebola yang telah mengamuk sejak 2018.

Melalui laporan tersebut, kini ada 12 orang telah ditemukan terinfeksi Ebola dalam wabah baru penyakit mematikan di Republik Demokratik Kongo. Enam di antaranya telah meinggal dunia.

Dalam laporan situasi, WHO mengatakan 300 orang di Mbandaka dan provinsi Equateur sekitarnya telah divaksinasi.

Para pejabat kesehatan mengatakan vaksinasi dan upaya penahanan yang cepat termasuk stasiun cuci tangan bergerak dan kampanye pendidikan dari pintu ke pintu mulai dilakukan.

Ilustrasi pandemi ebola. (Shutterstock)
Ilustrasi pandemi ebola. (Shutterstock)

"Wabah ini adalah pengingat bahwa #COVID19 bukan satu-satunya ancaman kesehatan yang dihadapi orang," tulis Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus melalui akun Twitternya.

Melansir dari Everyday Health, Ebola adalah penyakit menular yang berasal dari Afrika. Penyakit itu berasal dari keluarga virus yang dikenal sebagai Filoviridae.

Penyakit-penyakit ini menyebabkan demam berdarah, suatu kondisi serius yang dapat menyebabkan pendarahan hebat, kegagalan organ, dan kematian.

Sejak Ebola ditemukan pada tahun 1976, beberapa wabah telah terjadi, terutama di Afrika. Wabah paling besar terjadi antara 2014, 2016, dan Agustus 2018.

Berita Terkait

Berita Terkini