Info

Ahli: Pandemi Global Berikutnya 2 Kali Lebih Mematikan dari Virus Corona

Ahli memperingatkan bahwa pandemi global berikutnya bisa 100 kali lebih buruk dan 2 kali lebih mematikan daripada virus corona Covid-19.

Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni

virus corona Covid-19 (Suara.com/Shutterstock)
virus corona Covid-19 (Suara.com/Shutterstock)

Himedik.com - Wabah virus corona Covid-19 masih belum usai meski beberapa negara telah melonggarkan pembatasan sosial. Seorang pakar kesehatan pun memperingatkan bahwa pandemi global berikutnya bisa 100 kali lebih buruk daripada virus corona Covid-19.

Dr Michael Herschel Greger telah mengklaim bahwa masih ada pandemi virus yang lebih buruk, meskipun negara-negara telah melewati puncak krisis virus corona Covid-19.

Pakar nutrisi Amerika Serikat mengatakan bahwa perternakan unggas yang terlalu padat perlu mewaspadai peringatan ini. Karena, ayam-ayam ternak yang saling berdekatan di kandang bisa memicu pandemi virus berikutnya.

Dr Greger percaya bahwa pandemi virus berikutnya bisa 100 kali lebih buruk dan tingkat kematiannya 2 kali lipat dari virus corona Covid-19.

Saat ini wabah virus corona Covid-19 telah menyebabkan kematian 400 ribu lebih orang di dunia. Sementara jumlah kematian di Indonesia sudah mencapai 2.000 orang.

Ilustrasi virus corona. [Pixabay]/emmagrau]
Ilustrasi virus . [Pixabay]/emmagrau]

Dr Greger dalam bukunya 'How To Survive A Pandemic' mengatakan peternak biasanya menempatkan ayam di ruang sempit dan berdesakan. Tempat seperti itulah yang ideal untuk virus berkembang biak, seperti virus flu burung.

"Menempatkan ribuan hewan yang stres kronis di ruangan yang penuh sesak dan kotor, situasi itu bisa menciptakan virus mematikan," kata Dr Greger dikutip dari The Sun.

Contohnya, flu burung yang merupakan infeksi virus menular yang ditularkan burung ke manusia. Menurut Dr Greger, wabah flu burung di Hong Kong pada tahun 1997 diperoleh langsung dari unggas di peternakan unggas.

Dr Greger menunjukkan bahwa dari 18 orang yang terinfeksi, 6 orang telah meninggal yang menandakan tingkat kematian kasus flu burung yang sangat tinggi.

Ia juga menjelaskan bahwa ada beberapa wabah flu burung di China. Meskipun upaya untuk menghilangkan virus sudah dilakukan, seperti memusnahkan jutaan ayam untuk menghentikan infeksi virus.

"Kekhawatirannya adalah virus itu tidak pernah diam, tetapi selalu bermutasi. Kondisi ini adalah monster yang bersembunyi di semak-semak, yang membuat ahli epidemiologi bergidik," kata Dr Greger.

Dr Greger pun menambahkan bahwa wabah Covid-19 telah menunjukkan bertapa dahsyatnya virus yang berasal dari hewan tersebut. Namun, ada sedikit bukti menunjukkan bahwa makan lebih sedikit daging bisa membantu mengurangi terjadinya wabah penyakit mematikan.

Berita Terkait

Berita Terkini