Himedik.com - Andrew Brown seorang Profesor Sekolah Ilmu Bioteknologi dan Biomolekular Universitas New South Wales (UNSW) dan Ruben Meerman asisten ilmuwan UNSW mengungkapkan ke mana hilangnya berat badan saat timbangan turun.
Dilansir dari The Conversation, saat berhasil diet atau berat badan berkurang, orang-orang mungkin berpikir bahwa lemak mereka beralih menjadi otot atau menjadi kotoroan. Padahal jawaban tepatnya tentu saja bukan itu.
Baca Juga
Kaya Serat, 5 Makanan Ini Baik untuk Kesehatan Jantung
36 Kegiatan yang Bisa Tingkatkan Risiko Penularan Covid-19, Apa Saja?
Penyakit Prosopagnosia, Ketika Seseorang Kesulitan Membedakan Wajah
Menghindari Perut Buncit? Intip Cara Sederhana Hilangkan Lemak Perut Ini
Pasien Covid-19 dengan Kadar Enzim Rendah Lebih Berisiko Meninggal, Kenapa?
Ahli Jelaskan Virus Corona Covid-19 Bisa Picu Perubahan Kondisi Mental
"Sebagian responden mengira lemak berubah menjadi otot (mustahil). Sedangkan sebagian lainnya beranggapan, lemak keluar lewat kotoran. Hanya tiga dari responden kami yang menjawab tepat," tulis kedua ilmuwan tersebut.
"Sejauh ini kesalahan konsep yang paling lazim adalah lemak berubah menjadi energi. Teori ini bermasalah karena menyalahi hukum kekekalan massa yang berlaku pada semua reaksi kimia," tambahnya.
Brown dan Meerman menjelaskan, bahwa teori yang lebih tepat menjalaskan ke mana perginya lemak dan berat badan kita adalah air dan karbondioksida.
"Jawaban yang tepat adalah lemak diubah menjadi karbon dioksida dan air," catat mereka.
Menurut Brown dan Meerman, karbon dioksida dikelurkan saat bernapas, sementara air bercampur dalam sirkulasi tubuh yang dikeluarkan melalui keringat maupun kencing.
Sebagai contoh, saat Anda kehilangan 10 kg lemak dalam tubuh maka sekitar 8,4 dari kiloan itu keluar melalui paru-paru, yakni saat bernapas. Sementara 1,6 kg lainnya keluar melalui air baik keringat maupun urin.
"Dengan kata lain, hampir semua berat yang kita hilangkan dibuang keluar," tulis Brown dan Meerman.
Fakta hilangnya berat badan mungkin tidak seperti bayangan Anda, tapi Brown dan Meerman menegaskan bahwa sebagian besar yang kita makan memang keluar lewat paru-paru.
"Setiap karbohidrat yang Anda cerna dan hampir semua lemak diubah menjadi karbon dioksida dan air. Hal yang sama berlaku bagi alkohol," terang keduanya dalam The Conversation.
Mereka juga menyatakan, bahwa protein yang kita makan juga bernasib sama dengan lemak. Meskipun begitu, ada sebagian kecil protein yang berubah jadi zat padat atau urea lain yang dikeluarkan melalui kencing.
"Satu-satunya benda yang sampai ke usus besar tanpa dicerna dan utuh adalah serat makanan (seperti jagung). Selain itu, bakal terserap ke dalam aliran darah dan organ tubuh itu. Kemudian, mereka tetap di situ sampai kita menguapkannya melalui napas," ungkap Brown dan Meerman.