Info

Siap Uji Manusia, Ilmuwan Kembangkan Perawatan Covid-19 dengan Plasma Sapi

Para ilmuwan dari Amerika Serikat mulai mengembangkan plasma sapi untuk pasien Covid-19.

Yasinta Rahmawati | Fita Nofiana

Ilustrasi sapi (Pixabay/wernerdetjen)
Ilustrasi sapi (Pixabay/wernerdetjen)

Himedik.com - Sebuah perusahaan yang berbasis di South Dakota, Amerika Serikat, para ilmuwan mengharapkan bisa memulai uji coba manusia bulan Juli untuk perawatan antibodi Covid-19 yang berasal dari plasma sapi.

Dilansir dari CNN, terapi dari plasma sapi bukan diambil dari sapi biasa. Para ilmuwan secara genetik merekayasa hewan itu dengan memberi mereka sistem kekebalan dari manusia.

Dengan begitu, hewan menghasilkan antibodi manusia yang melawan penyakit seperti Covid-19 di mana akan diubah menjadi obat untuk menyerang virus.

"Hewan-hewan ini memproduksi antibodi penawar yang membunuh (virus corona baru) di laboratorium," kata Eddie Sullivan, CEO SAB Biotherapeutics kepada CNN.

"Kami ingin segera datang ke klinik dengan harapan membawa terapi Covid-19 potensial ini kepada pasien yang membutuhkan," tambahnya.

Perusahaan tidak mengatakan berapa banyak orang yang akan dipelajari dalam uji klinis atau berapa lama waktu yang dibutuhkan.

Untuk membuat obatnya, SAB mengambil sel-sel kulit dari seekor sapi dan menghancurkan gen yang bertanggung jawab untuk menciptakan antibodi sapi. Sebagai gantinya, mereka memasukkan kromosom manusia buatan yang direkayasa yang menghasilkan antibodi manusia.

Peneliti memasukkan DNA dari sel-sel itu ke dalam sel telur sapi dan mengubahnya menjadi embrio. Mereka kemudian menanamkan embrio itu ke dalam seekor sapi untuk memulai kehamilan, dan selama dua dekade terakhir, telah menghasilkan ratusan sapi yang identik secara genetik dengan sistem kekebalan manusia.

Para ilmuwan kemudian menyuntikkan beberapa sapi dengan bagian tidak menular dari virus yang menyebabkan Covid-19. Sapi itu sekarang memproduksi antibodi manusia terhadap virus corona yang secara alami melawan virus..

Ilustrasi sapi Belgian Blue. (Dok: Shutterstock)
Ilustrasi sapi . (Dok: Shutterstock)

Sapi memiliki beberapa keunggulan dibandingkan donor plasma manusia. Sebab menurut perusahaan SAB, sapi secara alami memiliki respon imun yang lebih kuat daripada manusia dan suntikan berulang dengan coronavirus membuat respons itu bahkan lebih kuat.

Selain itu sapi cenderung bertubuh besar dan memiliki lebih banyak plasma untuk diberikan. Serta bisa memberi plasma tiga kali sebulan, bukannya sebulan sekali seperti manusia.

Menurut SAB, obat mereka yang terbuat dari plasma sapi memiliki tingkat antibodi penetral empat kali lebih tinggi dari antibodi paling kuat dalam sampel manusia yang mereka pelajari. Penelitian ini, dilakukan di Universitas Pittsburgh, dibagikan dalam siaran pers oleh perusahaan dan belum dipublikasikan atau ditinjau oleh rekan sejawat.

Berita Terkait

Berita Terkini