Info

Aphantasia, Kondisi saat Seseorang Tidak Bisa Berimajinasi

Sayangnya, studi tentang aphantasia sendiri masih terbilang jarang.

Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni

Ilustrasi imajinasi. (pixabay/TeroVesalainen)
Ilustrasi imajinasi. (pixabay/TeroVesalainen)

Himedik.com - Kebanyakan orang dapat dengan mudah membentuk gambar atau berimajinasi dalam otak mereka, namun tidak demikian dengan penderita aphantasia. Ini merupakan kondisi mental langka di mana seseorang tidak mampu menciptakan gambar atau bayangan secara visual dalam pikirannya, sehingga menyebabkan ia tidak bisa berimajinasi.

Dilansir dari Very Well Health, orang dengan aphantasia ini seperti "buta" atau tidak memiliki "mata pikiran". Mereka tidak mampu memvisulisasikan pikiran maupun peristiwa penting dalam kehidupan orang. Sekitar 1-3 persen populasi penderita aphantasia tidak bisa memvisualisasikan jenis gambaran apapun di dalam benaknya.

Misalnya, ketika Anda berpikir tentang seorang teman, biasanya Anda akan membayangkan wajah mereka di dalam pikiran. Tapi, orang dengan aphantasia tidak bisa membayangkan hal seperti itu.

Ketidakmampuannya memvisualisasikan orang dan tempat itulah yang menyulitkan orang aphantasia. Mereka atidak bisa membayangkan wajah orang yang dicintai ketika sudah meninggal. Kondisi ini tentu membuatnya kesal.

Mana yang lebih sering Anda pikirkan, makan atau bercinta?
Ilustrasi otak (shutterstock)

Bahkan banyak orang dengan aphantasia juga tidak menyadari kondisinya yang berbeda dengan orang lain. Karena, dampaknya yang sangat kecil pada kehidupannya.

Namun, sebuah studi juga menunjukkan bahwa memiliki aphantasia tidak selalu merugikan dan menghalangi kesuksesan mereka. Karena, kondisi ini bisa dialami oleh semua orang dari berbagai lapisan masyarakat.

Orang dengan aphantasia bisa mengatasi masalah akibat kondisinya menggunakan fotograsi, ilustrasi, perangkat lunak desain dan alat visulisasi lain yang bisa membantunya. Di samping itu, kondisi ini tidak memerlukan perawatan khusus. 

Jika Anda curiga sedang menderita aphantasia, cobalah memastikan beberapa hal. Seperti, apakah Anda kesulitan untuk mengingat wajah, membayangkan suatu adegan, atau menghitung domba ketika berusaha untuk tidur. Jika iya, mungkin perlu dikonsultasikan lebih jauh dengan ahli.

Studi tentang aphantasia sendiri masih terbilang jarang. Hingga kini, para peneliti masih mencari tahu penyebab dasar dari kondisi ini, apakah genetik atau psikologis.

Meski begitu, para peneliti menyarankan untuk melakukan penyelidikan tentang aphantasia lebih dalam yang fokus pada hubungan sebab akibat.

Berita Terkait

Berita Terkini