Info

Mengenal 2 Kandungan Eucalyptus yang Kaya Manfaat, Tanin dan Flavonoid

Minyak yang disuling dari daun eucalyptus diketahui memiliki sifat antibakteri, antivirus dan anti-inflamasi.

Yasinta Rahmawati

Ilustrasi eucalyptus. (Pixabay)
Ilustrasi eucalyptus. (Pixabay)

Himedik.com - Eucalyptus kini sedang menyorot perhatian karena menjadi bahan pembuatan kalung antivirus corona yang digagas Kementerian Pertanian (Kementan) Indonesia. Eucalyptus sendiri merupakan tanaman pohon cemara yang tumbuh cepat asli Australia.

Sebagai bahan dalam banyak produk, eucalyptus umum digunakan untuk mengurangi gejala batuk dan pilek. Seperti dilansir dari Medical News Today, minyak yang berasal dari pohon eucalyptus kerap digunakan sebagai antiseptik, parfum, sebagai bahan dalam kosmetik, sebagai penyedap, dalam persiapan gigi, dan dalam pelarut industri.

Gaya pengobatan Cina, India Ayurvedic, Yunani, dan Eropa lainnya telah memasukkannya ke dalam perawatan berbagai kondisi selama ribuan tahun.

Ada lebih dari 400 spesies eucalyptus yang berbeda. Eucalyptus globulus , juga dikenal sebagai Blue Gum, adalah sumber utama minyak kayu putih yang digunakan secara global.

Minyak yang disuling dari daun eucalyptus memiliki sifat antibakteri, antivirus, dan anti-inflamasi. Dua senyawa kimia di dalamnya, yakni flavonoid dan tanin memiliki banyak manfaat.

Daun eucalyptus. (Pixabay)
Daun eucalyptus. (Pixabay)

Flavonoid merupakan kelompok fitonutrien terbesar yang dipenuhi dengan antioksidan. Dikutip dari Medical Daily, daun yang kaya akan flavonoid memiliki antioksidan yang mencegah stres oksidatif dan kerusakan akibat radikal bebas dari penumpukan dalam tubuh.

Senyawa flavonoid yang ditemukan dalam daun adalah quercetin, phloretin, catechin, luteolin dan kaempferol. Kesemuanya mencegah kanker, penyakit jantung dan demensia.

Sedangkan tanin merupakan jenis senyawa kimia yang termasuk kelompok senyawa lebih besar yang disebut polifenol, sama seperti flavonoid. Ia dapat membantu mencegah penyakit dengan memberikan manfaat antioksidan dan antimikroba.

Tanin secara alami ditemukan dalam berbagai tanaman yang dapat dimakan dan tidak dapat dimakan, termasuk kulit pohon, daun, rempah-rempah, kacang-kacangan, biji-bijian, buah-buahan, dan kacang-kacangan.

Berita Terkait

Berita Terkini