Info

Mengenal Eucalyptus yang Jadi Bahan Kalung Antivirus, Bisakah Dikonsumsi?

Eucalyptus yang menjadi bahan pembuatan kalung antivirus memiliki sejumlah efek samping bila dikonsumsi secara langsung.

Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni

Ilustrasi eucalyptus. (Pixabay)
Ilustrasi eucalyptus. (Pixabay)

Himedik.com - Kementerian Pertanian (Kementan) Indonesia tengah berinisiatif untuk membuat kalung antivirus yang berbahan dasar eucalyptus atau pohon minyak kayu putih. Bahan alami itu dipercaya bisa membunuh virus corona Covid-19 hingga 80 persen.

Rencananya, Kementan akan memulai produksi kalung antivirus dari aucalyptus itu pada Agustus 2020 mendatang.

Eucalyptus sebagai bahan dasar kalung antivirus pun memiliki sejumlah manfaat kesehatan, termasuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan mengatasi pilek.

Tapi, eucalyptus juga tetap memberi efek samping dan pantang bagi orang dengan kondisi tertentu. Karena itu, Anda perlu memahami kegunaan dan risiko eucalyptus.

Pada umumnya dilansir dari WebMD, eucalyptus atau daun kayu putih sangat aman dikonsumsi dalam jumlah sedikit di makanan. Tapi, tidak ada informasi yang cukup untuk mengetahui suplemen dengan kandungan eucalyptus aman dikonsumsi atau tidak.

Produk Eucalyptus Kementan RI. (Dok: Kementan RI)
Produk Eucalyptus Kementan RI. (Dok: Kementan RI)

Perlu Anda ketahui, eucalyptol adalah bahan kimia dalam minyak kayu putih yang mungkin aman bila diminum sampai 12 minggu.

Minyak eucalyptus mungkin tidak aman bila dioleskan langsung ke kulit tanpa diberi campuran, bahkan penggunaannya bisa menyebabkan masalah serius dengan sistem saraf.

Begitu pula ketika Anda minum minyak eucalyptus secara langsung atau murni, tanpa diencerkan atau diberi campuran. Langkah itu bisa berakibat fatal.

Adapun tanda-tanda keracunan eucalyptus termasuk sakit perut, rasa terbakar, pusing, kelemahan otot, pupil mata kecil, rasa lemas dan lainnya. Bahkan minyak eucalyptus bisa menyebabkan mual, muntah dan diare.

Sementara itu, eucalyptus juga berbahaya bagi orang dalam kondisi tertentu, seperti wanita hamil dan menyusui, anak-anak, alergenitas silang dan diabetes.

Berita Terkait

Berita Terkini