Info

Vaksin BCG Diyakini Bisa Lawan Virus Corona Covid-19, WHO Membantah!

Seorang peneliti meyakini bahwa vaksin BCG untuk tuberkulosis bisa melawan virus corona Covid-19.

Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni

Ilustrasi vaksin tuberkulosis, virus corona Covid-19. (Pixabay)
Ilustrasi vaksin tuberkulosis, virus corona Covid-19. (Pixabay)

Himedik.com - Pandemi virus corona Covid-19 belum usai. Para ilmuwan pun mencari penyebab beberapa negara berkembang memiliki jumlah kasus kematian lebih tinggi.

Penelitian oleh Asisten Profesor Luis Escobar dari Sekolah Tinggi Sumber Daya Alam dan Lingkungan di National Institutes of Health pun meneliti Bacille Calmette-Guerin (BCG), vaksin tuberkulosis yang secara rutin diberikan kepada anak-anak di negara-negara dengan tingkat infeksi tuberkulosis tinggi.

Mereka menemukan bahwa vaksin tuberkulosis tersebut memainkan peran penting dalam mengurangi angka kematian akibat virus corona Covid-19. Temuan ini pun dipublikasikan di Prosiding National Academy of Science.

"Dalam penelitian awal, kami menemukan bahwa negara dengan tingkat vaksinasi BCG tinggi memiliki tingkat kematian lebih rendah," jelas Escobar, seorang anggota fakultas di Departemen Konservasi Ikan dan Satwa Liar dikutip dari Medical Express.

Tetapi, Escobar berpendapat bahwa setiap negara berbeda. Contohnya, Guatemala memiliki populasi yang lebih muda daripada Italia. Sehingga penelitiannya harus menyesuaikan pada data untuk mengakomodasi perbedaan tersebut.

Escobar bekerja sama dengan para peneliti NIH Alvaro Molina-Cruz dan Carolina Barillas-Mury, mengumpulkan data mortalitas kasus virus corona Covid-19 di seluruh dunia.

Ilustrasi vaksin, laboratorium, peneliti. (Pixabay)
Ilustrasi vaksin, laboratorium, peneliti. (Pixabay)

Berdasarkan data itu, tim peneliti menyesuaikan variabel, seperti pendapatan, akses ke layanan pendidikan dan kesehatan, ukuran, kepadatan populasi dan distribusi usia.

Melalui semua variabel, hasilnya menunjukkan bahwa negara dengan tingkat vaksinasi BCG yang lebih tinggi memiliki tingkat kematian yang lebih rendah akibat virus corona Covid-19.

Salah satu sampel yang menonjol adalah Jerman, yang memiliki rencana vaksin berbeda sebelum penyatuan negara pada tahun 1990.

Sementara, Jerman Barat menyediakan vaksin BCG untuk bayi dari tahun 1961 hingga 1998, Jerman Timur memulai vaksinasi BCG satu dekade dan berhenti tahun 1975.

Artinya, orang Jerman yang lebih tua adalah populasi paling berisiko bila terinfeksi virus corona Covid-19. Dalam hal ini, wilayah Jerman Timur lebih terlindungi daripada Jerman Barat. Data terakhir pun menunjukkan Jerman Barat memiliki angka kematian 2,9 kali lebih tinggi daripada Jerman Timur.

"Tujuan penggunaan vaksin BCG untuk melindungi pasien virus corona Covid-19 yang parah dengan cara merangsang kekebalan tubuh yang lebih luas dan cepat," kata Escobar.

Karena, vaksin BCG ini telah terbukti memberikan perlindungan siang yang luas bagi sejumlah penyakit pernapasan akibat virus, selain TBC.

Namun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa tidak ada bukti kalau vaksin BCG bisa melindungi orang dari infeksi virus corona Covid-19. Bahkan WHO juga tidak merekomendasikan vaksin BCG sebagai tindakan pencegahan.

Saat ini ada uji klinis yang sedang berlangsung untuk mencari bukti kemampuan vaksin BCG untuk memberikan perlindungan daru virus corona pada orang dewasa.

Berita Terkait

Berita Terkini