Info

Terkait Risiko Kematian Dini, Hindari Menonton TV Lebih dari 2 Jam Sehari

Peneliti menemukan bahwa kebiasaan menonton TV lebih dari 2 jam sehari bisa meningkatkan risiko kematian dini.

Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni

Ilustrasi nonton TV. (Pixabay/mojzagrebinfo)
Ilustrasi nonton TV. (Pixabay/mojzagrebinfo)

Himedik.com - Sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa dengan membatasi kebiasaan menonton TV cukup 2 jam sehari bisa mengurangi risiko kematian dini akibat penyakit kronis.

Sebab orang yang menghabiskan waktu lebih lama di depan TV lebih berisiko meninggal karena penyakit jantung, kanker dan penyakit kronis lainnya.

Para peneliti mengatakan terlalu banyak duduk, jarang olahraga dan selalu mengemil saat menonton TV bukanlah penyebab utama sejumlah penyakit kronis dan kematian.

Para ahli dari Universitas Glasgow telah memeriksa data pada 490 ribu orang Inggris berusia 37 hingga 73 tahun selama 10 tahun. Selama periode penelitian itu, lebih dari 10 ribu orang meninggal dunia, lebih dari 24 ribu orang menderita stroke atau gagal jantung dan lebih dari 39 ribu menderita kanker.

Peneliti mengatakan sekitar setengah peserta itu memiliki kebiasaan menonton TV selama 3 jam atau lebih setiap hari. Tetapi, hasil analisis mengungkapkan 5,62 persen kematian bisa dicegah atau ditunda jika semua peserta membatasi kebiasaannya menonton TV tak lebih dari 2 jam sehari.

Ilustrasi menonton TV (shutterstock)
Ilustrasi menonton TV (shutterstock)

Pembatasan kebiasaan menonton TV ini juga membantu mencegah atau menunda 7,97 persen kematian akibat penyakit kardiovaskular.

"Penelitian ini menambah bukti bahwa terlalu lama menonton TV cenderung merusak kesehatan," kata Dr Hamish Foster dari Institut Kesehatan dan Kesejahteraan Universitas Glasgow dikutip dari The Sun.

Dr Hamish Foster mengatakan studinya menunjukkan bahwa membatasi waktu menonton TV bisa mencegah banyak gangguan kesehatan.

"Kebiasaan menonton TV hanyalah salah satu dari sejumlah perilaku yang berpotensi memicu masalah kesehatan, termasuk waktu menonton video di ponsel," jelasnya.

Ilustrasi nonton tv (Pixabay/mohamed_hassan)
Ilustrasi nonton tv (Pixabay/mohamed_hassan)

Selain itu, ada beberapa faktor yang turut berkontribusi dalam meningkatkan risikonya, seperti mengemil makanan sehat dan status sosial ekonomi yang lebih rendah.

Penelitian lebih lanjut ini diperlukan untuk memahami semua faktor dan menginformasikan saran serta pedomannya di masa depan.

Namun, para peneliti juga melihat manfaat potensial dari membatasi waktu menonton TV untuk menggantinya dengan kegiatan lebih sehat, seperti jalan kaki.

Mereka menemukan orang-orang yang mendapatkan manfaat dari membatasi waktu menonton TV menjadi lebih sering olahraga dan melakukan aktivitas sehat di sela-sela waktunya yang singkat.

Berita Terkait

Berita Terkini