Info

Kurang Tidur Bisa Bikin Kurang Semangat pada Keesokan Hari

Begini cara kurang tidur memengaruhi keseharian kita.

Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah

Kurang tidur. (unsplash)
Kurang tidur. (unsplash)

Himedik.com - National Sleep Foundation Amerika Serikat menyarankan bagi remaja untuk tidur selama 8 hingga 9 jam, sedangkan orang dewasa di bawah 65 tahun tidur selama 7 hingga 9 jam. Tapi, nyatanya banyak orang yang kurang tidur karena begadang.

Terkait hal ini, sekelompok psikolog asal Norwegia menyelidiki efek kurang tidur dalam keadaan yang lebih alami.

Mereka menemukan, kurang tidur membuat peserta merasa lebih buruk pada keesokan harinya. Namun, ini bukan dalam konteks perasaan sedih atau depresi.

Menurut mereka, orang yang kurang tidur mengalami lebih sedikit emosi positif.

"Mereka tidak merasakan kegembiraan, antusiasme, perhatian, dan kepuasan," kata Ingvild Saksvik-Lehouillier, pemimpin penelitian yang merupakan profesor psikologi di Universitas Sains dan Teknologi Norwegia.

Ilustrasi. (Sumber" Shutterstock)
Ilustrasi kurang tidur (Sumber" Shutterstock)

Para psikolog mengatakan, temuan mereka menunjukkan bahwa begadang saat besoknya kita harus bekerja atau sekolah dapat menganggu kemampuan dalam mengelola stres dan peristiwa negatif.

"Kami sudah tahu bahwa emosi positif yang sangat sedikit berdampak besar pada kesehatan mental. Kami juga tahu bahwa kurang tidur termasuk ke dalam gejala dari hampir semua diagnosis kesehatan mental," sambungnya, dilansir dari Medical News Today.

Orang yang kurang tidur juga diketahui berperilaku lebih impulsif dan cenderung lebih membuat kesalahan pada sebuah tes standar yang disebut Conners 'Continuous Performance Test-3.

Ini adalah tes yang melibatkan penekanan bilah spasi pada keyboard setiap kali ada huruf, selain 'X', muncul di layar secara acak.

Kurang Tidur, gangguan tidur, imsonia. (Shutterstock)
Kurang Tidur (Shutterstock)

Para psikolog menulis bahwa temuan mereka mungkin merupakan cerminan yang lebih akurat dari efek kurang tidur pada kehidupan sehari-hari daripada yang diberikan oleh eksperimen berbasis laboratorium.

Di laboratorium, para peneliti biasanya membatasi waktu tidur partisipan hanya 4 atau 5 jam semalam.

"Temuan ini menyoroti bahwa kurang tidur selama 1 hingga 2 jam selama beberapa malam dikaitkan dengan konsekuensi negatif," tulis peneliti.

"Juga, temuan ini menunjukkan kurang tidur mungkin memiliki implikasi penting terhadap fungsi sehari-hari dan kualitas hidup, seperti interaksi sosial, efisiensi kerja, dan keselamatan lalu lintas, terutama di pagi hari," tandas mereka.

Namun, penulis mencatat bahwa salah satu kelemahan dari penelitian mereka adalah partisipan terdiri dari 79% perempuan. Hal itu dapat menyebabkan bias gender pada hasilnya.

 

Berita Terkait

Berita Terkini