Info

Waspada, Bungkus Makanan Cepat Saji Mengandung Bahan Kimia Berbahaya

Pembungkus makanan cepat saji disebut mengandung bahan kimia beracun yang dapat mencemari air, membahayakan satwa liar, hingga memicu penyakit pada manusia.

Yasinta Rahmawati | Fita Nofiana

Makanan cepat saji. (pixabay)
Makanan cepat saji. (pixabay)

Himedik.com - Bungkus makanan cepat saji yang biasa Anda konsumsi ternyata membahayakan lingkungan, kesehatan manusia, hingga hewan liar. Hal ini bisa berupa pembungkus burger, wadah kentang goreng, hingga gelas minuman di restoran cepat saji.

Melansir dari Medical Xpress, sebuah studi yang rilis pada awal Agustus ini menunjukkan hampir setengah dari sampel pembungkus makanan di restoran makanan cepat saji mengandung tingkat fluorin yang berbahaya. 

Fluorin sendiri merupakan unsur kimia beracun yang bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan. 

Beberapa sampel bungkus makanan cepat saji yang disebut tidak sehat adalah Burger King, McDOnald, Wendy's, Cava, Freshii, hngga Sweetgreen. Beberapa produk di atas juga beredar luas di Indonesia.

Dalam hal ini, para peneliti menguji 38 sampel kemasan makanan yang dikumpulkan pada Januari di New York, Washington, hingga Seattle. 

Ilustrasi makanan cepat saji, burger dan kentanf goreng. (Shutterstock)
Ilustrasi makanan cepat saji, burger dan kentanf goreng. (Shutterstock)

Mereka menemukan bahwa karton Burger King's Whopper, karton Big Mac, kantong nugget, kue, hingga bungkus kentang goreng mengandung bahan kimia berbahaya. 

Wadah-wadah ini mengandung bahan kimia PFAS yang biasanya digunakan dalam pakaian jadi, karpet, furnitur, dan kemasan makanan yang dirancang untuk menjaga bahan tahan minyak dan air. 

Sayangnya kandungan ini dikenal dengan bahan kimia abadi karena tidak dapat terurai di lingkungan.

Selain bisa mencemari air, PFAS juga bisa mengontaminasi debu hingga udara.

Sementara paparan PFAS terkait dengan penurunan respons antibodi terhadap vaksin, serta kondisi kronis lainnya yang memengaruhi sistem kekebalan.

"Baik menyajikan burger, kentang goreng, atau salad, produk-produk ini berhutang kepada pelanggan untuk menyajikan makanan dalam kemasan yang aman," kata rekan penulis studi Erika Schreder, direktur sains di Toxic-Free Future, dalam rilisnya. 

"Kami menemukan banyak contoh kemasan yang bebas PFAS, seharusnya tidak ada lagi alasan bagi penyedia makanan untuk memilih kemasan makanan beracun ini," tambahnya.

Berita Terkait

Berita Terkini