Himedik.com - Salah satu rahasia umur panjang ada pada gaya hidup, khususnya pola makan. Dalam hal ini, sebuah ulasan yang terbit di jurnal BMJ menyatakan bahwa makan makanan protein nabati dikaitkan dengan penurunan risiko kematian dini.
Jenis protein nabati bisa berupa polong-polongan, biji-bijian, hingga kacang-kacangan. Makan makanan tersebut terkait dengan penurunan risiko kematian dini sebanyak 5 persen.
Baca Juga
Simak! Ini Makanan untuk Kecilkan Lemak Perut Tanpa Olahraga
Studi: Obat Kumur Mampu Mengurangi Penyebaran Infeksi Covid-19
Olahraga Intensif Berlebihan Justru Membuat Tubuh Rentan Terinfeksi Virus
Ditemukan Covid-19 pada Makanan Beku, WHO Sarankan Tak Perlu Khawatir
Studi Ungkap Manfaat Skrining Kanker Payudara pada Wanita di Usia 40an
CDC Larang Pemakaian Masker dengan Exhaust, Ini Bahayanya!
Melansir dari Everyday Health, para peneliti memeriksa 32 penelitian yang diterbitkan sebelumnya dengan jumlah 715.128 peserta. Selama masa tindak lanjut dalam kurun waktu 3,5 sampai 32 tahun, terlihat ada 113.039 orang meninggal.
Setidaknya 16.429 orang meninggal akibat penyakit kardiovaskular dan 22.303 kematian akibat kanker.
Secara umum, orang dengan tingkat konsumsi protein tertinggi, kemungkinan mengalami kematian dini yang turun mencapai 6 persen.
Tetapi ketika para peneliti melihat berbagai sumber protein secara terpisah, mereka hanya menemukan kaitan protein nabati dengan harapan hidup tinggi. Protein hewani tidak memiliki keterkaitan yang signifikan.
Selain itu, orang yang mengonsumsi protein nabati paling banyak memiliki risiko kematian dini 12 persen lebih rendah akibat penyakit kardiovaskular.
"Orang harus mengonsumsi sumber protein yang sehat seperti kacang-kacangan dan biji-bijian sebagai pengganti daging merah dan daging olahan," kata penulis studi senior, Ahmad Esmaillzadeh, PhD, seorang profesor nutrisi di Tehran University of Medical Sciences di Iran.
"Perilaku makan sehat ini dapat membantu mengurangi risiko beberapa penyakit dan kematian dini," tambhanya.
Salah satu batasan dari penelitian ini adalah sebagian besar peserta memberikan detail tentang makanan mereka hanya dalam satu titik waktu dan ada kemungkinan kebiasaan makan mereka berubah.
Selain itu, data diet dikumpulkan sebagian besar menggunakan buku harian makanan yang mengandalkan ingatan peserta.