Info

Masalah Mental saat Pandemi Terjadi pada Anak Muda, Ini Faktor Penyebabnya

Lebih dari setengah tahun berlalu, pandemi Covid-19 telah memengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk kesehatan mental.

Yasinta Rahmawati | Fita Nofiana

Ilustrasi belajar online. (unsplash/@Thomas Lefebvre)
Ilustrasi belajar online. (unsplash/@Thomas Lefebvre)

Himedik.com - Selama pandemi Covid-19, masalah kesehatan mental di tengah keadaan yang tidak pasti mulai dikhawatirkan. Apalagi masalah mental yang disebabkan oleh pandemi lebih banyak menyerang anak muda

Melansir dari India Times, survei yang dilakukan Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) menyatakan bahwa 50 persen anak muda menalami gejala kecemasan dan depresi. Survei ini telah diterbitkan dalam laporan berjudul 'Youth and Covid-19: impact on job, education, rights and mental well-being'.

Survei ILO dilakukan pada 12.000 peserta yang berasal dari 112 negara. Sebagian besar dari mereka adalah anak muda terpelajar yang memiliki akses internet dengan umur 18 hingga 29 tahun.

Pada survei tersebut, para peserta diminta untuk menjelaskan berbagai faktor penyabab keluhan mental seperti masalah pekerjaan, pendidikan, kesehatan mental, dan kesejahteraan sosial. Dalam hal ini, banyak peserta yang mencatat lebih dari satu faktor penyebab masalah mental.

Pada laporan penelitian itu menunjukkan bahwa banyak peserta didik yang merasa ketinggalan pelajaran karena harus belajar secara daring. Sementara bagi mereka yang sudah bekerja, banyak yang berhenti, mengalami kerugian, masalah bekerja di rumah, dan jam kerja yang diperpanjang. 

Ilustrasi gangguan mental. [Shutterstock]
Ilustrasi gangguan mental. [Shutterstock]

Hampir 50 persen para pelajar mengatakan bahwa mereka takut pandemi akan menunda pendidikan mereka, sementara 9 persen mengatakan takut gagal dalam ujian. Hal ini menjadi salah satu pendorong tekanan mental bagi usia pelajar. 

Laporan itu juga menunjukkan perbedaan yang tampak antara pria dan wanita. Peserta wanita cenderung lebih mengalami masalah mental terutama yang berusia antara 18-24 tahun.

Studi ILO menunjukkan jika masalah mental tidak tertangani, maka dunia bisa menghadapi krisis kesehatan bahkan setelah pandemi berakhir. Kondisi ini juga dapat berdampak pada kualitas hidup dan memperburuk faktor-faktor yang berkontribusi pada kesejahteraan hidup.

Berita Terkait

Berita Terkini