Info

Studi: Mutasi Virus Corona di Indonesia 10 Kali Lebih Menular

Mutasi virus corona penyebab Covid-19 yang berada di indonesia disebut lebih menular daripada mutasi lain, tapi cenderung ringan.

Yasinta Rahmawati | Fita Nofiana

Ilustrasi virus corona Covid-19. (Shutterstock)
Ilustrasi virus corona Covid-19. (Shutterstock)

Himedik.com - Sebuah studi menunjukkan bahwa telah ditemukan strain virus corona Covid-19 di Indonesia yang disebut lebih menular namun cenderung ringan. Hal ini dinyatakan oleh Lembaga Biologi Molekuler Eijkman pada Minggu (20/8/2020).

Melansir dari South China Morning Post (SCMP), mutasi yang lebih menular ini dikenal dengan mutasi D614G. Mutasi ini yang juga menghantui kawasan New York, Italia, dan Inggris.

Penelitian-penelitian sebelumnya menyatakan bahwa mutasi ini menginfeksi virus dengan penyakit atau gejala Covid-19 yang lebih ringan, namun penyebarannya lebih cepat 10 kali lipat.

"Mutasi virus D614G yang menular tetapi lebih ringan telah ditemukan dalam data sekuensing genom dari sampel yang dikumpulkan oleh institut tersebut," kata wakil direktur Eijkman  seperti yang dikutip dari SCMP

Ia menambahkan bahwa lebih banyak penelitian diperlukan untuk menentukan apakah mutasi ini yang menginfeksi peningkatan kasus di Indonesia belakangan ini. Indonesia telah melaporkan 2.858 kasus infeksi baru pada hari Minggu (30/8/2020) sementara jumlah total kasus telah mencapai 172.053 infeksi dengan 7.343 kematian.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) strain D614G telah diidentifikasi pada Februari di mana  telah beredar di Eropa dan Amerika. Mutasi ini juga telah ditemukan di negara tetangga, Singapura dan Malaysia.

Syahrizal Syarif, seorang ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia memperingatkan masyarakat Indonesia untuk tetap waspada. Sebab menurut pemodelan yang ia susun menunjukkan bahwa beban kasus infeksi di Indonesia bisa meningkat menjadi 500.000 pada akhir tahun.

"Situasinya jadi serius, penularan lokal saat ini di luar kendali," kata Syarif.

Berita Terkait

Berita Terkini