Info

Uji Klinis Terbukti Aman, Vaksin Covid-19 Rusia Disebut Tersedia November

Vaksin ini disebut dengan Sputnik V.

Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah

Ilustrasi vaksin Covid-19. (Shutterstock)
Ilustrasi vaksin Covid-19. (Shutterstock)

Himedik.com - Uji coba vaksin Covid-19 potensial dari Rusia tidak menunjukkan efek samping negatif yang besar, menurut sebuah penelitian yang terbit dalam jurnal medis The Lancet, Jumat (4/9/2020).

Dokter yang terlibat dalam uji coba melakukan dua studi fase 1/2 terbuka dan tidak acak di rumah sakit di Rusia pada 76 sukarelawan sehat berusia 18 hingga 60 tahun.

Ia menambahkan, formulasi dari vaksin yang diuji aman dan dapat ditoleransi dengan baik.

“Dua uji coba 42 hari, termasuk 38 orang dewasa yang sehat, tidak menemukan efek samping yang serius di antara peserta, dan memastikan bahwa kandidat vaksin memperoleh respons antibodi,” tulis penulis penelitian, dilansir CNBC.

Menurutnya, uji coba panjang yang besar, termasuk dengan perbandingan plasebo. Pemantauan lebih lanjut juga diperlukan untuk menetapkan keamanan jangka panjang dan efektivitas vaksin untuk mencegah infeksi Covid-19.

Ilustrasi vaksin Covid-19. (Shutterstock)
Ilustrasi vaksin Covid-19. (Shutterstock)

Sputnik V

Vaksin yang dijuluki Sputnik V di Rusia ini menjadi yang pertama didaftarkan setelah disetujui oleh regulator kesehatan negara itu bulan lalu.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa produksi vaksin skala penuh akan dimulai pada September.

Namun, kabar ini justru menuai kritik dari ilmuwan di seluruh dunia tentang keamanan dan kemanjurannya. Tapi terbitan The ini menandai bahwa uji coba 'tervalidasi' aman.

“Kami memiliki banyak minat pada vaksin Rusia, (dengan) publikasi di Lancet, yang merupakan salah satu majalah utama Barat tentang kedokteran,” kata Kirill Dmitriev, kepala dana kekayaan kedaulatan Rusia RDIF.

“Sangat penting untuk berbagi informasi dengan dunia. Hasilnya sangat bagus tetapi pada dasarnya penelitian menunjukkan ada respon antibodi dan kekebalan sel yang sangat kuat," sambungnya.

Ia menjelaskan bahwa saat ini sedang dilakukan 40.000 uji klinis di Rusia yang dimulai akhir Agustus. Fase ini juga akan dilakukan di UAE, Arab Saudi, Filipina dan negara lainnya.

"Tidak hanya tersedia di Rusia, tetapi juga di negara-negara utama lainnya sekitar November," tandasnya.

Berita Terkait

Berita Terkini