Info

Waspada Komplikasi Virus Corona Covid-19, Cek Bagian Kelopak Mata!

Perubahan pada kelopak mata atau ekspresi wajah bisa menandakan adanya komplikasi virus corona Covid-19 yang menyerang otot.

Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni

Ilustrasi mata, kelopak mata. (pixabay/SofieZborilova)
Ilustrasi mata, kelopak mata. (pixabay/SofieZborilova)

Himedik.com - Virus corona Covid-19 bisa menyebabkan komplikasi jangka pendek maupun jangka panjang yang sulit diketahui tanda-tandanya. Tapi, komplikasi virus corona itu telah terbukti mematikan.

Karena, beberapa pasien virus corona Covid-19 mungkin tidak mengalami gejala apapun tetapi bisa mengalami pembentukan gumpalan darah.

Sebuah laporan kasus dalam Annals of Internal Medicine merinci proses 3 pasien Covid-19 di Italia. Mereka mengembangkan gejala terkait dengan kelainan autoimun pelemahan otot langka yang disebut myasthenia gravis atau miastenia gravis.

Tim dari Rumah Sakit Garibaldi di Catania, Italia mengatakan temuan itu adalah pertama kalinya virus corona menyebabkan kelainan tersebut.

Miastenia gravis adalah kondisi langka jangka panjang yang menyebabkan kelemahan otot. NHS mengatakan itu kondisi autoimun, yang berarti hasil dari sistem kekebalan tubuh yang keliru menyerang bagian tubuh sehat.

Ilustrasi mata. (pixabay/Skitterphoto)
Ilustrasi mata. (pixabay/Skitterphoto)

"Pada miastenia gravis, sistem kekebalan merusak sistem komunikasi antara saraf dan otot. Sehingga kondisi ini membuat otot lemah dan mudah lelah," jelas NHS dikutip dari Express.

Menurut laporan kasus, pasien didiagnosis dengan miastenia gravis setelah tertular penyakit tersebut. Para pasien mulai menunjukkan gejala miastenia gravis, seperti kelopak mata yang mengendur atau turun dan kesulitan menelan sekitar 1 minggu setelah demam.

Miastenia gravis paling sering menyerang otot yang mengontrol mata dan kelopak mata, ekspresi wajah, mengunyah, menelan dan berbicara.

Pasien pertama berusia 64 tahun yang mengalami demam tinggi 39 derajat Celcius selama 4 hari. Setelah 5 hari mengalami demam, ia mulai mengalami penglihatan ganda dan kelelahan otot.

Ia pun dinyatankan positif terinfeksi virus corona Covid-19. Selanjutnya, dokter mendiagnosis pasien tersebut mengalami miastenia gravis setelah menganalisis saraf wajah dan reaksinya saat menerima pengobatan.

Pasien kedua berusia 68 tahun yang mengalami demam tinggi 38,8 derajat Celcius selama 7 hari. Pada hari ke-7, ia mengalami gejala yang sama seperti pasien pertama yang mengarah pada gangguan autoimun.

Temuan itu menambah bukti yang berkembang dari gangguan neurologis lain dengan mekanisme autoimun yang diduga setelah terinfeksi virus corona Covid-19.

Cara pengobatan  myasthenia gravis 

Meskipun tidak ada obatnya, pengobatan bisa membantu mengendalikan gejala  myasthenia gravis sehingga Anda bisa menjalani kehidupan yang normal.

Tapi, beberapa orang membutuhkan perawatan berkelanjutan dan terkadang butuh perawatan darurat di rumah sakit.

Berita Terkait

Berita Terkini