Info

Benarkah Nasi Putih Tingkatkan Kadar Gula Darah? Cek Hasil Penelitian!

Sejak lama, banyak orang mengira nasi putih bisa menyebabkan diabetes dan sejumlah penyakit lain.

Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni

Makan nasi justru tidak menyebabkan obesitas (Pixabay/SpencerWing)
Makan nasi justru tidak menyebabkan obesitas (Pixabay/SpencerWing)

Himedik.com - Banyak orang menghindari konsumsi nasi putih karena dianggap buruk bagi kesehatan. Banyak pula yang beranggapan nasi putih bisa meningkatkan kadar gula darah dalam tubuh.

Sebuah studi pada 130 ribu orang dewasa selama 10 tahun di 21 negara menunjukkan beberapa hasil yang tidak begitu baik pada nasi putih.

Berdasarkan penelitian, konsumsi nasi putih berkaitan dengan risiko tinggi diabetes. Bahkan risikonya ternyata lebih umum di antara populasi Asia Selatan.

Penelitian ini dilakukan secara besar-besaran dan bekerjasama antara peneliti darri berbagai negara, seperti China, Brasil, India, Amerika Utara dan Selatan, Eropa serta Afrika. Penelitian ini dipimpin oleh Bhavadharini Balaji dari Population Health Research Institute, Hamilton Health Sciences dan Universitas McMaster, Kanada.

Proses penggilingan dan pemolesan nasi putih menghilangkan nutrisi darinya, seperti vitamin B dan indeks glikemiknya yang tinggi menyebabkan lonjakan kadar gula darah.

Nasi putih (shutterstock)
Nasi putih (shutterstock)

Sebuah studi lama tahun 2012 dilansir dari Times of India, menemukan bahwa setiap prosi nasi tambahan meningkatkan risiko sebesar 11 persen.

Namun, temuan tersebut berubah tergantung pada negara tempat mereka melakukan penelitian. Sebuah penelitian yang dilakukan pada 45 ribu peserta tidak menemukan peningkatan yang berarti pada diabetes dengan konsumsi nasi putih. Penulis studi juga telah melibatkan 21 negara untuk membuktikan hal tersebut.

Temuan Penelitian

Secara genetik, orang Asia Selatan cenderung terkena diabetes karena gaya hidup dan alasan biologis. Guna memahami data ini, mereka membandingkan temuan dari India, Bangladesh dan Pakistan.

Para partisipan dalam penelitian ini berusia antara 35-70 tahun. Dari 132 ribu orang, 6 ribuan orang mengembangkan diabetes selama 9,5 tahun.

Tapi, konsumsi berat putih tertinggi terlihat di Asia Selatan sebesar 630 gram sehari, disusul Asia Tenggara dan China masing-masing sebesar 238 gram dan 200 gram per hari.

Konsumsi beras yang lebih tinggi dikaitkan dengan konsumsi makanan lain yang lebih rendah, seperti serat, produk susu dan daging.

Tapi seiring waktu, karbohidrat menjadi semakin halus dan semua proses membuatnya kehilangan nutrisi.

Di sisi lain, tidak setiap orang yang makan nasi putih rentan terkena diabetes. Tak hanya tergantung pada seberapa banyak konsumsinya, tapi juga kualitas berasnya.

China dan India adalah dua negara terbesar di dunia yang memiliki nasi putih sebagai makanan pokok. Tetapi para peneliti menemukan tidak ada hubungan yang signifikan antara konsumsi nasi putih dan diabetes di China.

Berita Terkait

Berita Terkini