Himedik.com - Para dokter gigi mulai melaporkan bahwa selama pandemi keluhan masalah gigi dan mulut mulai meningkat. Hal ini disebabkan oleh masalah stres yang dialami selama pandemi.
"Ketika saya membuka kembali praktik saya pada awal Juni, keluhan gigi patah mulai berdatangan, setidaknya sekali sehari," kata Dr. Tammy Chen, seorang prostodontis yang berbasis di New York seperti yang dikutip dari Insider.
Baca Juga
Tidak Hanya Obat-obatan, Dua Terapi Ini juga Digunakan untuk Atasi Fobia
Kelelahan karena Kurang Tidur Bisa Diatasi dengan Minum Cukup Air, Lho!
Benarkah Nasi Putih Tingkatkan Kadar Gula Darah? Cek Hasil Penelitian!
Pulse Oximeter Ramai Dicari untuk Hindari Happy Hypoxia, Perlukah Punya?
Studi: Kematian Covid-19 di Awal Tahun 2021 Bisa Meningkat 3 Kali Lipat
Mata Kering karena Memakai Masker? Ikuti Saran Ini untuk Mengatasinya
Menurut Chen, retakan gigi muncul karena disebabkan olah peningkatan bruxism. Kondisi ini biasanya terjadi akibat stres.
Melansir dari laman resmi Mayo Clinic, bruxism sendiri merupakan kondisi seseorang mengegrtakkan atau mengatupkan gigi secara tidak sadar. Hal ini biasa dilakukan saat tidur.
Ada faktor-faktor tertentu yang menyebabkan bruxism, namun stres menjadi faktor utama terjadinya kebiasaan tersebut.
Melansir dari Insider, pada pertengahan Maret di mana virus corona Covid-19 mulai mewabah di seluruh dunia, Chen sering kali mendapatkan laporan keluhan dari pasien.
Berbagai gejala masalah mulut tersebut muncul dengan sakit rahang, gigi sensitif, pipi sakit, hingga migrain. Beberapa kondisi tersebut merupakan gejala umum dari bruxism yang muncul karena stres.
Cara paling umum untuk menangani mengertakkan gigi adalah terapi untuk mengatasi stres yang mendasari terjadinya bruxism.
Selain menyebabkan masalah keretakan gigi, pandemi juga secara tidak langsung menyebabkan masalah lain di mulut. Melansir dari Huffpost, beberapa dokter gigi juga mulai melaporkan bahwa ada peningkatan pasien yang mengeluhkan soal bau mulut terkait dengan penggunaan masker.
"Kami melihat banyak orang yang mengalami peradangan, gigi berlubang, dan penyakit gusi," kata Dr. Rob Raimondi, seorang periodontis di New York, dalam Inside Edition. Raimondi menyatakan bahwa menggunakan masker terkait dengan kesehatan mulut yang buruk.
Dalam hal ini, dokter gigi New York yang lain, Marc Sclafani mengatakan bahwa bau mulut akibat masker terjadi karena orang cenderung bernapas lewat mulut saat memakai masker. Hal ini yang akan menipiskan jumlah air liur dan membuat plak lebih melekat di gigi.