Info

Cuma Seminggu Sekali, Makanan Cepat Saji Naikkan Risiko Jantung Koroner

Meski dimakan seminggu sekali, makanan cepat saji tetap memiliki efek negatif pada tubuh dan memperbesar risiko terkena jantung koroner.

Yasinta Rahmawati | Fita Nofiana

Makanan cepat saji. (pixabay)
Makanan cepat saji. (pixabay)

Himedik.com - Banyak orang beranggapan bahwa makan makanan cepat saji tidak begitu bahaya jika dilakukan hanya sesekali. Tetapi, sebuah penelitian menunjukkan bahwa makan makanan cepat saji seminggu sekali pun memiliki efek pada kesehatan jantung.

Melansir dari Health Xchange, sebuah studi yang disusun oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Minnesota (UM) dan Sekolah Kesehatan Masyarakat Saw Swee Hock di Universitas Nasional Singapura (NUS) menyatakan bahwa makan makanan cepat saji terkait dengan penyakit jantung koroner.

Menurut para peneliti, faktor usia, merokok, dan tingkat aktivitas fisik mungkin memiliki risiko lebih kecil terkena jantung koroner daripada mereka yang makan makanan cepat saji.

Dalam studi ini, partisipan adalah orang-orang muda yang secara fisik aktif dan tekanan darah yang lebih rendah.

"Anda berharap kelompok ini memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit jantung koroner. Sebaliknya, peserta penelitian ini memiliki insiden penyakit jantung koroner yang lebih tinggi, menunjukkan hubungan yang kuat antara seringnya asupan makanan cepat sajidan penyakit jantung koroner," kata Asisten Profesor Ho Kay Woon, Konsultan Senior dari Departemen Kardiologi di National Heart Centre Singapore (NHCS).

Studi tersebut menunjukkan bahwa makan makanan cepat saji ala Barat sekali seminggu dapat meningkatkan risiko seseorang meninggal akibat penyakit jantung koroner sebesar 20 persen.

Sementara bagi mereka yang makan makanan cepat saji dua sampai tiga kali seminggu, risikonya meningkat menjadi 50 persen. Sedangkan yang makan makanan ini sebanyak 4 kali seminggu risikonya meningkat jadi 80 persen.

Ilustrasi junk food. (shutterstock)
Ilustrasi junk food. (shutterstock)

Makan makanan cepat saji dua kali atau lebih dalam seminggu juga bisa meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2 sebesar 27 persen.

"Makanan cepat saji biasanya tinggi kalori, natrium, lemak trans, dan rendah serat makanan," kata Dr. Ho.

"Pola makan seperti itu, yang sebagian besar terdiri dari daging olahan dan karbohidrat olahan, dan telah dikaitkan dengan perkembangan penyakit seperti penyakit jantung koroner, diabetes tipe 2 dan sindrom metabolik," imbuhnya.

Berita Terkait

Berita Terkini