Info

Studi: Banyak Orang Makan di Restoran sebelum Tahu Terinfeksi Covid-19

Sebelum jatuh sakit, orang dewasa dengan Covid-19 ditemukan dua kali lebih mungkin untuk makan di restoran.

Yasinta Rahmawati

Ilustrasi restoran. (Pixabay)
Ilustrasi restoran. (Pixabay)

Himedik.com - Selama pandemi Covid-19, banyak restoran yang sudah menerapkan protokol kesehatan. Seperti semua karyawan dan pengunjung yang harus mengenakan masker, membatasi pelanggan yang dine-in hingga rutin menyemprot disinfektan.

Tetapi sebuah studi baru yang diterbitkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat menunjukkan bahwa upaya itu mungkin tidak cukup.

Dilansir dari USA Today, orang dewasa dengan Covid-19 ditemukan dua kali lebih mungkin untuk makan di restoran dalam 14 hari sebelum jatuh sakit daripada mereka yang dites negatif, menurut Laporan Mingguan Morbiditas dan Kematian CDC minggu lalu.

Analisis terbatas pada mereka yang tidak merasa memiliki kontak dekat dengan orang yang juga positif Covid-19, melaporkan diri pergi ke bar atau kedai kopi.

Studi ini melibatkan 314 orang dewasa bergejala yang dites Covid-19 pada Juli di 11 fasilitas perawatan kesehatan di berbagai negara bagian. Dari kelompok itu, 154 pasien dinyatakan positif Covid-19.

Dr Marybeth Sexton, asisten profesor penyakit menular di Emory University School of Medicine, mengatakan ukuran sampel penelitian cukup kecil dan diambil dari negara bagian yang berada dalam berbagai tahap penularan komunitas dan pembukaan kembali bertahap.

Dia juga mengatakan mungkin penting untuk mengetahui apakah restoran-restoran ini mematuhi pedoman dan batasan Covid-19 lokal atau tidak.

Ilustrasi makan di restoran saat new normal. (Shutterstock)
Ilustrasi makan di restoran saat new normal. (Shutterstock)

Namun, laporan tersebut konsisten dengan data lain dari dinas kesehatan setempat, katanya. Baginya ini merupakan temuan yang sangat penting dan bukan pertama kali.

"Masing-masing negara bagian telah melaporkan dengan pelacakan kontak mereka bahwa sejumlah besar orang telah makan di restoran sebelum jatuh sakit," ujarnya.

Makan di restoran atau di luar adalah salah satu aktivitas berisiko tinggi dalam penularan Covid-19, sebab orang harus melepas masker saat makan, kata Paul Biddinger, direktur program Penelitian, Evaluasi, dan Praktik Kesiapsiagaan Darurat di Harvard TH Chan School of Public Health.

Ketika pengunjung memilih untuk makan di restoran atau di luar, mereka harus memperhatikan berbagai risiko terkait penularan Covid-19. Terutama ketika berbagi meja dengan orang di lain yang baru ditemui.

"Saya sangat mengerti kenapa orang-orang ingin sekali berkumpul dengan teman-teman dan kami tentunya ingin bisa mendukung komunitas restoran. Saya pikir orang harus sangat berhati-hati dalam memilih makan," katanya.

Namun demikian, ia tidak berpikir bahwa laporan tersebut secara otomatis memukul rata semua acara makan di restoran atau di luar itu berisiko.

Sebelum laporan itu diterbitkan, CDC telah mengatur kewaspadaan restoran menjadi empat kategori berdasarkan risiko:

  1. Risiko terendah : Layanan makanan terbatas pada drive-through, pengiriman, take-out, dan penjemputan di sisi jalan.
  2. Lebih banyak risiko: Drive-through, pengiriman, pengambilan, dan penjemputan di tepi jalan. Tempat makan di tempat terbatas pada tempat duduk outdoor. Kapasitas tempat duduk dikurangi untuk memungkinkan tabel ditempatkan terpisah setidaknya 6 kaki.
  3. Risiko yang lebih besar : Makan di tempat dengan tempat duduk dalam dan luar ruangan. Kapasitas tempat duduk dikurangi untuk memungkinkan tiap meja memiliki jarak setidaknya 6 kaki.
  4. Risiko tertinggi : Makan di tempat dengan tempat duduk di dalam dan luar ruangan. Kapasitas tempat duduk tidak berkurang dan meja tidak berjarak setidaknya 6 kaki.

Berita Terkait

Berita Terkini