Pria

Studi: Kekurangan Vitamin D Berisiko Tingkatkan Depresi pada Lansia

Mereka yang kekurangan vitamin D berisiko terkena depresi lebih dari 75 persen.

Rauhanda Riyantama

Jeruk menjadi salah satu sumber vitamin D. (unsplash)
Jeruk menjadi salah satu sumber vitamin D. (unsplash)

Himedik.com - Studi terbaru menyatakan bahwa kekurangan vitamin D pada lansia dapat meningkatkan risiko depresi hingga 75 persen. Hasil penelitian tersebut dipublikasikan dalam Journal of Post-Acute and Long-Term Care Medicine.

Melansir dari Science Alert, untuk mendapatkan hasil tersebut, peneliti melibatkan 3.965 lansia berusia di atas 50 tahun. Peneliti kemudian melakukan pengecekan terhadap kondisi para responden setelah dua dan empat tahun. 

Hasilnya diketahui bahwa 400 orang responden dinyatakan menderita depresi. Mereka yang kekurangan vitamin D berisiko terkena depresi lebih dari 75 persen. 

Kesimpulan tersebut sudah mempertimbangkan faktor lain, seperti gejala depresi, penyakit kronis, tingkat aktivitas fisik, dan penyakit kardiovaskular.  

"Ini adalah penelitian terbesar dan paling komprehensif mengenai hubungan antara risiko depresi dan vitamin D pada lansia yang pernah dilakukan di Irlandia," kata Robert Briggs, salah satu peneliti dari Trinity College Dublin.

Sebenarnya, untuk mendapatkan suplai vitamin D tidaklah sulit. Makanan seperti ikan berlemak (tuna, makarel, dan salmon), produk susu, jus jeruk, susu kedelai, hati sapi, dan kuning telur mengandung banyak vitamin D.

Sementara itu, terkait hubungan vitamin D dengan kesehatan mental adalah sesuatu yang baru. Karena umumnya vitamin D adalah nutrisi yang baik untuk melindungi kesehatan tulang, gigi, dan otot.

Namun hasil dari studi ini dapat memperkuat asumsi tersebut. Sebab peneliti berpikir bahwa vitamin D bisa melindungi otak dari keausan yang terkait penuaan.

Namun hal ini masih memerlukan penelitian lebih dalam. Apakah suplemen vitamin D yang diberikan secara teratur bisa mencegah atau tidak terkait risiko depresi. 

Berita Terkait

Berita Terkini