Himedik.com - Ajay Kumar (54) tak menyangka dirinya akan mengalami hal tak terduga setelah pijat di sebuah salon hingga harus dilarikan ke rumah sakit di New Delhi, India menggunakan mobil ambulans.
Dilansir Suara.com dari World of Buzz, kisah viral mengenai Ajay ini dibagikan di laman Facebook bernama Public Health Malaysia. Kejadian bermula pada 2017 lalu, Ajay mengunjungi sebuah salon untuk memotong rambutnya. Seperti biasa, usai memotong rambut pelayan memberikan pijatan santai kepada pelanggannya.
Baca Juga
Uji Coba Obat Aducanumab untuk Pasien Alzheimer Dihentikan, Kenapa Ya?
Wanita Karier, Simak Tips dalam Menjaga Keseimbangan Hidup
Merokok Pakai Bong di Tempat Umum, Turis Asing Ditangkap
Demi Karyawan, Perusahaan Ini Beri 'Cuti Kehidupan' Sampai 12 Minggu
Kamar Kemasukan Ular Piton, Gadis 18 Tahun Kaget Rasakan Lidah di Lehernya
Setelah beberapa saat meninggalkan salon, Ajay secara tiba-tiba mengalami sesak napas. Ia pun langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat dengan menggunakan ambulans.
Usai mendapatkan MRI, pihak rumah sakit memberitahu Ajay bahwa ia mengalami cedera serius di lehernya yang telah merusak saraf frenikus. Saraf ini yang mengendalikan diafragma dan menjadi salah satu otot penting dalam pernapasan.
Akibat cedera itu, Ajay pun harus menggunakan ventilasi non-invasif selama sisa hidupnya. Pasalnya, saraf Ajay sudah tidak dapat berfungsi secara spontan.
“Dia telah menggunakan ventilasi non-invasif untuk antuan pernapasan dan mungkin terus berada di sana (untuk membantu pernapasan),” ujar Directur of Respiratory and Sleep Medicine di Medanta, lembaga medis di New Delhi, Dr Anand Jaiswal.
Dr Anand menjelaskan, menjalani pijatan santai pada bagian leher di salon memiliki resiko yang tinggi. Sehingga, sebaiknya pelanggan salon menghindari pijatan santai itu agar terhindar dari cedera serius seperti yang dialami Ajay.
“Pijatan leher dan menekuk leher yang dilakukan oleh penata rambut sebagai ritual selesai pemotongan rambut dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang pada jaringan di sekitar sendi, otot, saraf atau bahkan bisa menyebabkan kelumpuhan diafragma bilateral seperti kasus yang disebutkan (menimpa Ajay),” ungkap Dr Anand. (Suara.com/Chyntia Sami Bhayangkara)