Pria

Awas Efek Jangka Panjang Vape, Seorang Pria Dilaporkan Meninggal

Mereka yang mengidap penyakit pernapasan disebut berusia 17 hingga 38 tahun dan selalu mengalami gejala batuk.

Vika Widiastuti | Rosiana Chozanah

Bahaya rokok elektrik untuk kesehatan. (unsplash)
Bahaya rokok elektrik untuk kesehatan. (unsplash)

Himedik.com - Efek penggunakan vape atau rokok elektrik tak bisa diabaikan. Menurut laporan Pemerintah bidang kesehatan Illinois, seorang pria meninggal karena mengisap vape. 

Menurut mereka ini adalah kematian pertama di Amerika Serikat terkait penggunaan rokok elektrik. Berita ini dirilis Jumat (23/8/2019) oleh Departemen Kesehatan Masyarakat Illinois.

Namun pemerintah tidak memberi informasi lain terkait pasien, termasuk nama atau tempat tinggalnya.

Pada rilis ini juga disebutkan jumlah orang yang mengidap penyakit pernapasan akibat mengisap vape justru meningkat dua kali dalam seminggu terakhir, yaitu menjadi 22 kasus.

Mereka yang mengidap penyakit pernapasan disebut berusia 17 hingga 38 tahun dan selalu mengalami gejala batuk, sesak napas, dan kelelahan.

Sedangkan beberapa mengalami muntah dan diare, melansir INSIDER.

Ilustrasi vape atau rokok elektrik. (Shutterstock)
Ilustrasi vape atau rokok elektrik. (Shutterstock)

"Tingkat keparahan penyakit yang dialami orang mengkhawatirkan dan kita harus mengatakan bahwa menggunakan e-rokok dan vaping bisa berbahaya," kata Direktur Departemen Kesehatan Masyarakat, Dr. Ngozi Ezike.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika mengatakan pada 17 Agustus lalu, mereka sedang menyelidiki 'sekelompok' penyakit paru-paru yang diyakini dapat dikaitkan dengan penggunaan e-rokok setelah kasus-kasus seperti itu dilaporkan di 14 negara bagian, termasuk Illinois.

Rokok elektrik umumnya dianggap lebih aman daripada rokok konvensional, yang membunuh hingga setengah dari semua pengguna seumur hidup, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Tapi, mengisap vape juga mempunyai efek kesehatan jangka panjang yang sebagian besar belum diketahui. Pada April lalu, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) mulai menyelidiki kasus kejang di antara pengguna vape.

Berita Terkait

Berita Terkini