Pria

Kakek 70 Tahun Ini Terinfeksi Ameba Pemakan Otak Usai Mandi di Onsen

Di otak sang kakek terdapat banyak bakteri Naegleria fowleri atau juga dikenal sebagai bakteri pemakan otak.

Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah

Ilustrasi mandi. (Pixabay/Pexels)
Ilustrasi mandi. (Pixabay/Pexels)

Himedik.com - Mandi air panas dikenal bagus untuk kesehatan tubuh karena dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah, mengurangi stres, meningkatkan kualitas tidur dan bahkan dapat menyembuhkan masalah kulit.

Namun sayangnya, pemandian air panas umum, atau onsen, ternyata dapat menyebarkan bakteri mematikan karena suhu airnya sangat pas untuk mereka berkembang biak.

Dilansir World of Buzz, seorang lelaki tua berusia 70 tahun hampir meninggal akibat terinfeksi ameba pemakan otak yang ditemukan di otaknya setelah ia pergi ke pemandian air panas.

Lelaki Taiwan tersebut dilaporkan mengalami sakit kepala mendadak beberapa hari setelah kunjungannya itu. Dirinya menduga kalau ia sedang terkena flu biasa.

Setelah satu minggu meminum obat dan masih belum sembuh, ia pun diperiksakan ke rumah sakit.

Naegleria fowleri bakteri pemakan daging. (Shutterstock)
Naegleria fowleri bakteri pemakan daging. (Shutterstock)

Ketika dokter memeriksanya, tiba-tiba sang kakek mengalami kejang. Namun setelah mengetahui kakek tersebut memiliki riwayat epilepsi, dokter pun melakukan pemeriksaan lanjutan untuk mengetahui apakah otak sang kakek terinfeksi atau meradang.

Hasil tes menunjukkan, di otak sang kakek terdapat banyak bakteri Naegleria fowleri, atau juga dikenal sebagai pemakan otak.

Dokter menjelaskan bahwa ameba jenis ini memang suka hidup di lingkungan air tawar yang hangat, dan mereka dapat hidup di perairan dengan suhu 46 derajat Celsius atau lebih tinggi.

Ameba ini dapat masuk ke otak manusia melalui hidung dan menyebabkan meningitis hingga kerusakan permanen pada jaringan otak.

Sayangnya, infeksi dari ameba ini tidak menunjukkan adanya gejala, sehingga sering diabaikan. Ketika pasien terdiagnosis, biasanya sudah terlambat karena risiko kematian sangat tinggi.

Berita Terkait

Berita Terkini