Pria

Derita Diebetes Sekaligus Terinfeksi Corona, Pria Ini Ceritakan Rasanya

Sebelumnya, pakar mengatakan bahwa pasien diabetes sangat rentan terhadap corona Covid-19.

Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah

Ilustrasi batuk. (Shutterstock)
Ilustrasi batuk. (Shutterstock)

Himedik.com - Virus corona baru atau Covid-19 yang saat ini tengah mewabah di hampir semua negara di dunia membuat masyarakat khawatir. Terutama bagi mereka yang sudah memiliki penyakit bawaan, seperti diabetes atau penyakit kardiovaskular.

Sebelumnya, pakar mengatakan bahwa pasien diabetes sangat rentan terhadap Covid-19 dan kemungkinan dapat mengalami kematian.

"Hasil lebih buruk pada orang tua mungkin sebagian disebabkan oleh melemahnya sistem kekebalan yang berkaitan dengan usia dan peningkatan peradangan yang dapat meningkatan replikasi virus dan respons lebih lama terhadap peradangan," jelas peneliti Zhibo Liu di Rumah Sakit Jinyintan di Wuhan.

Namun hal ini tidak begitu dipikirkan oleh Andrew O'Dwyer, pasien yang memiliki diebetes tipe 1 dan terinfeksi Covid-19.

Ia terkena menderita Covid-19 setelah pergi ke Italia untuk bermain ski pada akhir Februari lalu.

"Bagian terburuknya adalah batuk yang tak terkendali. Aku menderita flu yang lebih buruk, tetapi aku tidak ingin terinfeksi lagi," katanya kepada BBC.

Batuk, seorang pria keluarkan sebagian paru-parunya. (Shutterstock)
Ilustrasi batuk (Shutterstock)

Andrew mengatakan selama terinfeksi ia mengisolasi diri di rumahnya di London.

Meski mengalami flu yang lebih buruk, demam yang dirasakannya justru tidak jauh berbeda dengan gejala flu biasanya.

"Aku tidak khawatir," sambungnya.

Ternyata tidak hanya ia saja, beberapa temannya yang ikut ke Italia pun sakit dalam dua hari setelah kepulangan mereka ke London.

Tahu kabar ini, ia pun memutuskan untuk tetap di rumah dan mengisolasi diri sebagai tindakan pencegahan, walau ia mengaku tidak mengalami gejala.

Tapi sebelumnya ia sempat menelepon layanan kesehatan Inggris, NHS, untuk diperiksa.

"Aku diperiksa sebelum merasa sakit karena yang lain dinyatakan positif. Aku baru tahu tiga hari kemudian aku juga positif. Tapi tidak lebih dari seminggu sebelum aku menunjukkan gejala," tuturnya lebih lanjut.

Andew mengaku paracetamol benar-benar dapat membantu mengurangi demam.

Sekarang ia sedang dalam masa pemulihan dan sudah menghabiskan 21 hari di dalam rumah, tanpa keluar sama sekali. Ia juga mencoba untuk bekerja di rumah, tapi sayangnya Andrew sulit berkonsentrasi.

Catatan Redaksi: Jika Anda merasakan gejala batuk-batuk, demam, dan lainnya serta ingin mengetahui informasi yang benar soal virus corona Covid-19, sila hubungi Hotline Kemenkes 021-5210411 atau kontak ke nomor 081212123119.

Berita Terkait

Berita Terkini