Wanita

Diet ASI Bisa Turunkan Berat Badan? Ini Pendapat Ahli Nutrisi

Ahli nutrisi ungkap pendapat seputar diet ASI dan benar tidaknya bisa menurunkan berat badan.

Ririn Indriani

Ilustrasi ASI perah. (Shutterstock)
Ilustrasi ASI perah. (Shutterstock)

Himedik.com - Baru-baru ini, perempuan asal Morley, Leeds, Bianca Collins (30) mengaku, berhasil menurunkan berat badan berkat diet ASI yang dijalani selama 18 bulan terakhir.

Untuk diet ASI Bianca telah menghabiskan uang sebesar 3.500 poundsterling atau sekitar Rp 65 juta demi membeli ASI orang lain yang sudah dibekukan atas saran temannya yang seorang personal trainer.

Kini, berat badannya turun hingga 13 kilogram dan mengalami perubahan bentuk tubuh secara signifikan. Ukuran pakaiannya pun berubah menjadi 8 dari 12. Ia mengaku merasakan manfaat dari makanan yang dikhususkan untuk bayi berusia 0-2 tahun tersebut.

Menanggapi diet ASI yang dijalankan Bianca Collins, seorang Nutrisionis, Dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes mengungkap sebenarnya tidak ada bukti ilmiah yang mendukung penggunaan ASI untuk menurunkan berat badan.

Namun, lanjut dia, jika dilihat dari kandungan ASI, Dr. Rita yang memiliki Praktik Gizi di Iradat Konsultan, Vinilon Building, Raden Saleh, Jakarta Pusat menjelaskan, bahwa ASI memiliki protein berjenis whey yang mudah diserap dan dicerna oleh tubuh karena ukuran molekulnya yang lebih kecil.

Hal ini, berbeda dengan protein di dalam susu sapi yang berjenis kasein dengan molekul yang lebih besar.

"Nah di dalam tubuh, protein itu kan mampu meningkatkan basal metabolisme. Kalau basal metabolisme seseorang naik, maka terjadilah peningkatan pembakaran energi dalam tubuhnya untuk pekerjaan basal tubuhnya seperti jantung berdenyut, darah beredar, ginjal menyaring cairan, hati mendetoks dan lain sebagainya yang selalu bekerja selama 24 jam," terang Dr. Rita panjang lebar kepada Suara.com.

Pada orang-orang dengan basal metabolisme yang tinggi, lanjut dia, maka energi yang digunakan untuk kegiatan-kegiatan tersebut juga akan meningkat, sehingga terjadilah keseimbangan pengeluaran energi yang baik pada saat seseorang mencukupi kebutuhan proteinnya.

Terkait kasus Bianca, Dr. Rita memiliki dua analisa. Dia mengungkap, penurunan berat badan yang dialaminya, bisa jadi karena memang protein yang Bianca cukupi berjenis whey, yang cepat diserap dan cepat pula meningkatkan basal metabolisme, sehingga meningkatkan pembakaran energi di dalam tubuhnya pula.

"Tetapi sebenarnya yang bisa membuat berat kita turun itu semata-mata bukan hanya dari peningkatan basal, melainkan juga karena asupan makanan kita yang juga lebih rendah dari sebelumnya," jelas dia.

Yang menjadi pertanyaan Mengapa bisa rendah dari sebelumnya? Dr. Rita mengungkap, saat seseorang memasukkan ASI dalam tubuhnya, orang tersebut bisa merasa kenyang lebih lama, kemudian tanpa disadari makannya juga menjadi lebih sedikit.

Hal ini, kata Dr. Rita, terjadi karena keseimbangan energinya menjadi baik, sehingga makanan yang dibutuhkan hanya sedikit dari energi yang dia bakar di tubuhnya.

"Atau memang dia sengaja memasukkan ASI ke dalam tubuhnya dan mengurangi makanan lain. Nah itu dia yang bisa juga memperkuat penurunan berat badan tadi," jelasnya.

Namun apapun analisa terkait protein yang terkandung dalam ASI, Dr. Rita menekankan, orang dewasa tidak boleh mengonsumsi ASI, karena memang bukan itu peruntukkannya. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa meski tidak ada efek sampingnya, tapi ada potensi beberapa masalah seperti keamanan, etika dan norma yang juga harus diperhatikan, bila orang dewasa mengonsumsi ASI.

"Kalau dikonsumsi orang dewasa ya kita melanggar etika. Satu, kita melanggar bahwa itu makanan bayi tapi kita yang konsumsi, apalagi kalau di Muslim, ada garis keturunan dan yang lainnya. Artinya boleh kebaikan-kebaikan ASI diangkat dalam hal ini, tapi ini tetap bukan sesuatu yang lazim," tutup Dr. Rita menanggapi diet ASI yang dilakukan sebagian orang dewasa dengan tujuan untuk menurunkan berat badan. (Suara.com/Dinda Rachmawati)

 

Berita Terkait

Berita Terkini