Wanita

Sedang Hamil, Meghan Markle Tetap Kunjungi Negara Berisiko Zika

Virus Zika dapat menyebabkan keguguran dan cacat lahir.

Dinar Surya Oktarini | Dwi Citra Permatasari Sunoto

Pangeran Harry bersama Meghan Markle melakukan tur ke Australia. (suara.com)
Pangeran Harry bersama Meghan Markle melakukan tur ke Australia. (suara.com)

Himedik.com - Ketika berita kehamilan Meghan Markle tersebar di media, Duchess of Sussex dan Pangeran Harry memulai tur luar negeri pertama mereka sejak menikah pada bulan Mei. Perjalanan pasangan kerajaan dimulai Selasa di Australia dan berakhir di Fiji dan Tonga, dua negara yang terletak di kepulauan Pasifik.

Padahal menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) kedua negara tersebut masuk dalam daftar negara dengan risiko virus Zika dan wanita hamil disarankan untuk menghindari daerah yang berisiko karena virus tersebut dapat menyebabkan cacat lahir parah.

Namun, seorang juru bicara kerajaan mengatakan bahwa Meghan Markle dan Pangeran Harry telah berkonsultasi pada dokter mengenai hal tersebut dan memutuskan untuk tidak mengubah rencana mereka. Hanya saja, Meghan akan memiliki jadwal yang lebih terbatas di Fiji dan Tonga.

Perlu kamu ketahui, virus Zika menyebar terutama melalui gigitan nyamuk Aedes yang telah terinfeksi virus, termasuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Nyamuk ini juga dapat menularkan virus yang menyebabkan demam berdarah, chikungunya, dan demam kuning.

Hanya sekitar 20 persen orang yang terinfeksi Zika, menunjukkan tanda atau gejala penyakit. Akibatnya, banyak orang tidak menyadari bahwa mereka terinfeksi.

''Orang yang terinfeksi virus Zika, biasanya akan muncul ruam,'' kata Dr. Schaffner.

Sedangkan menurut WHO, penderita yang terinfeksi virus juga akan mengalami rasa sakit/nyeri dan demam yang juga dapat menyebabkan konjungtivitis atau mata merah. Gejala-gejala ini cenderung ringan dan biasanya bertahan dua hingga tujuh hari.

Wanita hamil harus mengambil tindakan pencegahan khusus untuk melindungi dirinya dan janin dari virus Zika, karena dapat ditularkan dari ibu ke bayinya selama kehamilan atau sekitar waktu kelahiran. Infeksi Zika selama kehamilan dikaitkan dengan keguguran dan cacat lahir seperti mikrosefali.

Bayi dengan mikrosefali lahir dengan kepala kecil yang abnormal karena otak belum berkembang dengan baik atau malah berhenti berkembang. Kondisi ini dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan dan cacat intelektual.

Saat ini, tidak ada obat atau vaksin untuk menangani virus Zika. Perawatan pada penderita Zika berfokus pada penanganan gejala yang mirip dengan flu yang juga disebabkan oleh virus.

Schaffner mengatakan, untuk menghindari infeksi, mencegah terjadinya gigitan nyamuk sangat penting, yaitu dengan menggunakan lotion penolak serangga, memakai celana serta kemeja lengan panjang, mencuci pakaian dengan deterjen yang mampu menolak serangga, dan tidur dengan kelambu. Serta wanita hamil yang baru kembali dari daerah dengan risiko Zika harus memeriksakan diri ke dokter, meskipun tidak ada gejala terinfeksi.

Berita Terkait

Berita Terkini