Wanita

Waspada, Begini Cara Kerja Pornografi Merusak Kewarasan Otak

Akses pornografi di situs online membuat anak muda zaman sekarang menerima paparan visual seksual lebih dini,

Rauhanda Riyantama

Ilustrasi situs pornografi. (shutterstock)
Ilustrasi situs pornografi. (shutterstock)

Himedik.com - Situs pornografi memang sejak lama telah menjadi panutan para penikmat hawa nafsu untuk melampiaskan birahinya. Entah melalui masturbasi atau berhubungan dengan lawan jenisnya.

Pada 2016 saja, tercatat lebih dari 64 juta orang mengunjungi situs porno Pornhub. Dan angka ini makin meningkat menjadi 81 juta orang pada 2017. Mirisnya, 60 persen di antara para pengunjung adalah kaum milenial, alias generasi muda.

Sebenarnya hal ini sah-sah saja dilakukan. Namun yang menjadi masalah adalah peningkatan jumlah konsumsi pornografi ini berujung pada tipe kecanduan baru, yang menyebabkan penderitanya kesulitan menjalin hubungan dengan orang lain.

Menurut Dr. Angela Gregory, ahli terapis psikoseksual dari Andrology London, akses pornografi di situs online membuat anak muda zaman sekarang menerima paparan visual seksual lebih dini ketimbang anak-anak muda zaman dahulu.

''Dahulu anak-anak muda memiliki kesadaran seksual yang jauh lebih lambat. Ini terjadi lantaran tidak tersedianya platform yang menunjang aktivitas tersebut,'' kata Angela, seperti dikutip dari Newsweek.

''Tapi sekarang kamu tidak perlu pergi menyelinap ke ruang tamu dan menunggu semua orang tidur. Hari ini kamu memiliki smartphone dan bisa melakukannya di mana saja dan kapan saja,'' lanjutnya.

Dampak mengerikan pornografi

Sementara itu, seorang mantan pecandu pornografi bernama Erica Garza mengungkapkan bahwa dirinya telah melihat film porno dan melakukan mastubasi pada usia 12 tahun. Sejak saat itu pula, kegiatan ini menjadi rutinitas untuk berlindung dari kejamnya dunia nyata, lari dari bully di sekolah dan tidak menerima kasih sayang dari orangtuanya.

''Saya menemukan konten semi porno di TV kabel. Saya bereaksi dengan sesuatu yang mendebarkan dan mengasyikkan. Namun, rasa puas dan senang itu terbungkus dengan rasa malu dan perasaan bersalah. Rasa malu dan puas menjadi bagian integral dari seksualitas saya," kata perempuan yang kini berusia 35 tahun itu. 

Ilustrasi situs pornografi. (iStockphoto)
Ilustrasi situs pornografi. (iStockphoto)

Yang lebih parah, kecanduang pornografi juga membuat seseorang sulit membangun keintiman dengan orang lain. Erica sendiri pun mengakuinya, bahwa sejak saat itu ia sulit intim dengan pasangannya. 

Kasus yang menimpa Erica hanya salah satu bukti nyata keganasan pornografi. Selain dapat merusak kesehatan seksual, kecanduan pornografi juga menimbulkan berbagai masalah emosi dan psikologis. 

Seperti penyakit candu lainnya, pornografi juga membuat penderitanya makin banyak mengonsumsi konten porno. Hal ini tak bisa disangkal, meski tingkat kenikmatan yang dirasakan tetaplah sama.  

Karena makin meningkatnya konsumsi pornografi, maka wajar jika para ahli khawatir dengan ekspektasi seksual yang salah. Mengerikannya, seseorang yang terlanjut candu akan memiliki hubungan tidak sehat dengan pornografi.

Berita Terkait

Berita Terkini