Wanita

Wanita Tanpa Vagina Ungkap Awal Mula Sadari Punya Kelainan yang Langka

Ia memiliki alat kelamin di bagian luar yang normal.

Vika Widiastuti | Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana

Kaylee Moats - Instagram/@kaymoatsie
Kaylee Moats - Instagram/@kaymoatsie

Himedik.com - Seorang wanita yang lahir tanpa vagina menceritakan tentang kelainan langka yang ia derita. Wanita itu bernama Kaylee Moats.

Wanita yang kini berusia 23 tahun itu baru menyadari dirinya tak memiliki vagina saat berusia 18 tahun. Dalam wawancara dengan Barcroft TV pada 2017, ia mengatakan, juga tak pernah menstruasi.

Dirinya lantas menjalani pemeriksaan di rumah sakit, dan hasil USG menunjukkan bahwa Moats tak memiliki rahim, leher rahim, serta vagina.

"Ini membuatku merasa bukan wanita seutuhnya," kata Moats pada Barcroft TV.

"Aku masih berusaha menerima diriku apa adanya, menerima apa yang ku miliki, dan tidak terlalu memikirkannya," lanjut wanita cantik berambut panjang ini.

Moats didiagnosis sindrom Mayer-Rokitansky-Küster-Hauser (MRKH), kelainan yang hanya dimiliki satu dari 4.500 bayi perempuan yang baru lahir, mengutip pernyataan National Institutes of Health (NIH).

Kelainan ini terjadi ketika organ reproduksi wanita (termasuk rahim, leher rahim, dan vagina) tidak berkembang dengan baik selama perkembangan embrio. Akibatnya, NIH menerangkan, rahim dan vagina mungkin kurang berkembang atau tidak ada sama sekali.

 

Orang-orang dengan kondisi seperti ini secara genetik adalah perempuan. Artinya mereka memiliki dua kromosom X dan memiliki ovarium yang berfungsi normal. Alat kelamin mereka pada bagian luar juga normal.

Kondisi ini biasanya ditemukan hanya ketika wanita tidak kunjung mengalami menstruasi, seperti yang terjadi pada Moats.

Menurut Organisasi Nasional untuk Penyakit Langka (NORD), dalam beberapa kasus, kondisi ini dapat diobati tanpa operasi, dengan menggunakan "dilator" vagina untuk membuat vagina atau memperbesar vagina yang ada.

Dilator vagina adalah tabung plastik yang dirancang khusus agar dapat digunakan untuk meregangkan dan memperluas sedikit jaringan vagina (kadang-kadang disebut sebagai "lesung" vagina), menurut NORD.

Kondisi ini juga dapat diobati dengan operasi untuk membuat vagina, yang disebut vaginoplasty. Dikutip dari LiveScience pada Agustus 2017, sebelum menjalani operasi rekonstruksi vagina, Moats harus mengumpulkan uang untuk biaya operasi sebesar Rp211 miliar dan tidak ditanggung asuransi.

"Mereka menganggapnya sebagai operasi kosmetik atau penggantian kelamin," kata Moats.

"Sangat menyakitkan," katanya, lantaran biaya sebesar itu tidak ditanggung asuransi.

"Melakukan operasi akan membantu saya merasa normal dan memiliki semua bagian tubuh yang tepat seperti gadis lain," imbuh Moats pada Barcoft TV.

Dalam wawancara pada 2017 itu Moats mengaku bersyukur memiliki Robbie Limmer, pacar yang selalu mendukungnya dan tidak hanya fokus pada aspek seksual hubungan mereka.

Moats berharap untuk memiliki anak suatu hari nanti. Karena dia memiliki ovarium yang berfungsi, dia seharusnya bisa menjadi ibu melalui gestational surrogate karena rahim tidak bisa dibuat melalui operasi apa pun.

Berita Terkait

Berita Terkini