Wanita

Idap Kelainan Langka, Gadis 23 Tahun Diduga Diperkosa di Tempatnya Dirawat

Akibat kondisinya, wanita itu bergantung pada petugas yang merawatnya.

Vika Widiastuti

Ilustrasi gadis depresi (Pixabay/Anemone123)
Ilustrasi gadis depresi (Pixabay/Anemone123)

Himedik.com - Seorang ibu di Florida mengajukan gugatan terhadap perusahaan yang mengoperasikan fasilitas perawatan kesehatan Pensacola. Wanita itu mengklaim, putrinya yang berusia 23 tahun telah diperkosa.

Dilansir HiMedik dari Daily Mail, Jumat (18/1/2019), gugatan tersebut diajukan Selasa ke pengadilan First Judicial Circuit Court di Escambia terhadap National Mentor Heathcare dan tiga pegawai.

Menurut gugatan yang meminta ganti rugi 15 ribu US Dollar atau sekitar Rp213 juta, korban yang diidentifikasi berinisial JEC itu telah tinggal di Pensacola Cluster Facilities antara 28 September 2010 hingga 7 Februari 2018.

Korban dilaporkan menderita kelainan neurologis langka yang disebut Rett Syndrome atau kelainan pada otak. Dia juga tak bisa berbicara dan bergerak.

Wanita itu juga kesulitan menggunakan tangan dan lengannya, dia bahkan membutuhkan selang makanan. Akibat kondisinya, wanita itu bergantung pada petugas yang merawatnya.

Saat tinggal di Pensacola Cluster, wanita itu juga menghadiri Westgate School, sekolah untuk anak-anak dan remaja disabilitas.

Pada Januari 2018, staf di Westgate School mengganti popok siswa, ketika mereka menemukan luka memar di pinggul korban. Selain itu, korban juga tampak menangis dan kesakitan.

Pejabat sekolah berulang kali menghubungi pihak Pencasola Cluster melalui telepon dan email untuk memberi tahu mereka soal cedera yang dialami korban. Namun, berdasarkan gugatan tersebut, staf di Florida Mentor, bagian dari National Mentor Heatlhcare gagal menyampaikan informasi itu ke layanan darurat tentang kekerasan di Florida atau mencari perawatan medis untuk wanita itu.

Carol Swanson, direktur eksekutif Florida Mentor mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada beberapa awak media bahwa perusahaan telah bekerja sama sepenuhnya untuk melakukan penyelidikan terkait kasus tersebut.

"Kami akan memenuhi kewajiban kami untuk memastikan kesejahteraan bagi pasien dengan sangat serius, termasuk kepatuhan dengan semua persyaratan pelaporan.

Sebagian besar dari seluruh komitmen kami untuk peningkatan kualitas yang berkelanjutan, kami secara teratur meninjau protokol kami dengan tujuan meningkatkan kualitas layanan kami dan memimalkan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan individu yang kami dukung," isi pernyataan tersebut.

Pasien yang berusia 23 tahun itu menjalani pemeriksaan medis. Ditemukan pinggulnya patah dan dia telah hamil dua atau tiga minggu. Dokter yang memeriksanya juga menemukan luka di alat kelamin korban dan cedera parah di bagian paha, diduga korban telah mengalami serangan seksual.

Gugutan tersebut juga mengungkapkan, wanita itu telah mengalami keguguran.

Sementara itu, petugas kepolisian di Escambia mengatakan dalam sebuah postingan Facebook pada Jumat bahwa deputi telah menyelidiki kasus tersebut tahun lalu, tetapi gagal mengindentifikasi pelaku karena tidak menemukan bukti DNA.

"Tanpa ada kemampuan mengembangkan profil DNA pelaku, prosedur ini tidak memungkinkan untuk mengidentifikasi pelaku," isi postingan tersebut.

Ibu korban pun telah memindahkan korban ke tempat perawatan yang berbeda karena kasus dugaan pemerkosaan tersebut.

Berita Terkait

Berita Terkini