Wanita

Demi Lolos dari Kanker, Suhartini Ungkap Lakukan Hal Usil saat Pengobatan

"Berat badan saya juga turun dan perut terasa begah," ungkap Suhartini.

Vika Widiastuti | Dwi Citra Permatasari Sunoto

Suhartini saat sedang menceritakan perjuangannya melawan kanker. (HiMedik/Citra)
Suhartini saat sedang menceritakan perjuangannya melawan kanker. (HiMedik/Citra)

Himedik.com - Siang itu, dengan penuh semangat Suhartini menceritakan masa perjuangan melawan kanker. Tak terlihat raut sedih atau takut di wajahnya, dengan lantang ia menceritakan apa yang dialaminya selama tujuh tahun terakhir.

Menurut pengakuannya, ia didiagnosis kanker kolorektal saat berusia 58 tahun. Awal mula gejala kanker yang dirasakannya adalah ada perubahan dari ukuran dan warna kotoran.

"Kalau kotoran kan biasanya seperti pisang ya, lunak, nah ini ukurannya kecil tapi lunak juga," ungkapnya.

"Berat badan saya juga turun dan perut terasa begah."

Wanita berkacamata itu juga mengungkapkan sempat kaget saat tak sengaja melihat ada darah saat buang air besar.

"Waktu saya buang air besar, melihat kloset, saya kaget ada bercak darah. Warna kotoran juga agak kehitaman," imbuhnya.

"Selesai kerja saya ke UGD, dokter nanya 'kenapa bu, biasanya kan takut sekali ke dokter', yasudah saya cerita dan dirujuk ke dokter digestif."

Wanita yang saat ini berusia 66 tahun itu lantas melakukan pemeriksaan. Rangkaian pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter adalah colok dubur.

Lalu alat seperti besi dimasukkan dan ternyata ada benjolan. Dokter lanjas merujuk Ibu Suhartini ke bagian gastroskopi dan melakukan pemeriksaan kolonoskopi.

Hasilnya adalah terdapat tiga benjolan yang besarnya mencapai 12 cm. Hasil itu lalu dibawa ke bedah digestif dan oleh dokter disarankan CT scan abdomen dengan kontras.

Meski harus menerima kabar buruk, kabar baiknya kanker tersebut belum menyebar. Namun, dokter menyarankan pembedahan yang dilakukan sekaligus untuk melakukan pengangkatan rahim.

Suhartini setuju dan ibunya juga setuju. Seminggu kemudian pembedahan dilakukan. Operasi memakan waktu sekitar empat jam yang dimulai dari pengangkatan rahim terlebih dahulu, lalu dilanjutkan oleh dokter bedah digestif.

Operasi berjalan lancar, tetapi kondisinya sempat drop. Tekanan darahnya hanya mencapai 50/39 mmHg. Seminggu kemudian ia dibolehkan pulang dan disuruh beristirahat selama satu bulan di rumah.

Menariknya, meski mengidap kanker tak membuat Suhartini takut ataupun lemah. Saking penginnya sembuh dan kemoterapi ia melakukan hal usil.

"Ini tidak untuk ditiru ya, saking penginnya kemoterapi, saya naikkan berat badan dengan mengantongi kunci rumah. Alhasil berat naik dan bisa kemo," jelasnya disambut tawaan dari peserta.

Sekarang kondisinya membaik. Wanita yang ususnya dipotong sepanjang 17 cm itu mengaku sejauh ini tidak ada masalah dengan kesehatannya.

Bahkan ia mengikuti world cancer day yang diselenggarakan di Jakarta, dengan menaiki sepeda dari Monas menuju Bundaran HI ke TVRI dan kembali lagi.

Berita Terkait

Berita Terkini