Wanita

Awalnya Dikira Batuk karena Terkena Flu, Ternyata Ini yang Terjadi padanya

Kata dokter batuk tersebut lantaran terkena flu, tapi ternyata leukemia.

Dinar Surya Oktarini | Dwi Citra Permatasari Sunoto

Ilustrasi flu. (pixabay)
Ilustrasi flu. (pixabay)

Himedik.com - Tak ada yang tahu bagaimana kondisi kesehatan kita esok atau bahkan satu jam ke depan. Seperti, Louise Moreton yang awalnya berulang kali diberitahu oleh dokternya bahwa dia terserang flu, tapi ternyata harus menghadapi fakta yang memilukan.

Diberitakan oleh The Sun, seorang ibu berusia 35 tahun itu merasa hancur ketika hasil tes menunjukkan bahwa dirinya mengidap leukemia agresif dan dokter mengatakan dia harus memulai perawatan dalam waktu 48 jam atau dia akan mati.

Awalnya, sekitar satu bulan sejak kepindahannya bersama suaminya yang orang Inggris, Paul dan putra mereka, Leo, Louise mulai merasa lemas dan batuk berkepanjangan.

Dia mengira hal itu lantaran stres karena pindah ke Durham dan meyakini itu adalah akibat penyakit yang menyerang ketika sistem kekebalan tubuhnya menurun.

Dia juga menderita sakit kepala, yang oleh seorang dokter dicurigai terkena flu.

"Saya sangat baru di negara ini, jadi saya mencoba mencari dokter dan menavigasi bagaimana cara kerjanya," kata Louise.

"Saya bolak-balik ke dokter umum, tetapi mereka masih mengira itu hanya flu."

Namun, gejala semakin parah. Saat dirinya bermain dengan Leo, ia merasa lelah dan tidak bisa bangun dari tempat tidur. Bahkan hidungnya mulai berdarah.

Ilustrasi rumah sakit. (Unsplash/Daan Stevens)
Ilustrasi rumah sakit. (Unsplash/Daan Stevens)

Akhirnya pada 3 November silam, ia menjalani tes darah dan hasilnya dia menderita leukemia myeloid akut, serta pneumonia dan sepsis.

Louise lalu dirawat di Rumah Sakit Freeman Newcastle selama enam minggu. Karena sistem kekebalan tubuhnya sangat buruk, ia harus berada dalam ruang isolasi.

"Diberitahu bahwa saya tidak bisa pulang dan bahwa saya perlu memulai perawatan dalam waktu 48 jam atau saya akan mati sangat mengejutkan," katanya.

"Yang bisa kupikirkan hanyalah Leo. Kita semua beralih dari kepindahan absolut ke Inggris menjadi tidak tahu apakah saya akan selamat."

Pada bulan Maret 2018, dia diberitahu bahwa dia akhirnya dalam masa remisi.

Sejak itu, dia dan keluarganya telah pindah kembali ke Melbourne untuk lebih dekat dengan keluarga Louise, sebagai upaya jika dia kambuh.

Dia sekarang bekerja dengan badan amal Leukemia Care, berusaha meningkatkan kesadaran akan gejala sebagai bagian dari kampanye #spotleukemia mereka.

Louise berharap dapat menginspirasi orang untuk berbicara dengan dokter saat mereka melihat adanya perubahan yang mengkhawatirkan kesehatan mereka.

Berita Terkait

Berita Terkini