Wanita

Ngeri, Wanita Ini Ingin Buat Tas dari Kulit Kakinya yang Diamputasi

"Saya tahu ini agak aneh dan menjijikan, dan beberapa orang mungkin berpikir saya gila," katanya.

Vika Widiastuti

Ilustrasi tas (Pixabay/Free-Photos)
Ilustrasi tas (Pixabay/Free-Photos)

Himedik.com - Wanita berusia 55 tahun bernama Joan sebentar lagi harus merelakan kaki kirinya diamputasi. Wanita asal Manchester itu menderita penyakit arteri parifer atau penyempitan pembuluh darah arteri di kaki.

Kondisi itu membuat kakinya harus diamputasi. Namun, alih-alih membiarkan kakinya dibuang sebagai limbah medis, dia justru ingin membuat tas dari kulit kakinya.

HiMedik melansir dari Metro, Selasa (19/2/2019), Joan kini sedang mencari perancang tas yang mau membuat mimpinya menjadi kenyataan. Dia menyampaikan permintaannya ke Sewport.com dan berharap bisa menghubungkannya ke perancang yang bersedia membuat tas dari kulit manusia.

Anggaran yang disiapkan Joan adalah 3.000 poundsterling atau sekitar Rp55 juta untuk membuat tas berukuran sedang dengan tali pendek.

"Saya tahu ini agak aneh dan menjijikan, dan beberapa orang mungkin berpikir saya gila, tetapi ini adalah kaki saya dan saya tidak dapat membayangkan itu membusuk di suatu tempat. Ini bagian dari diriku dan aku ingin menyimpannya," tulisnya.

Para ahli di Sewport.com pun sangat ingin membantu Joan dan menemukan perancang tas yang cocok dengannya.

Ilustrasi tas (Pixabay/Pexels)
Ilustrasi tas (Pixabay/Pexels)



"Terungkap dia (Joan, -red) menghubungi kami setelah melihat permintaan dari wanita yang ingin membuat gaun dari rambut ibunya, dan terinpirasi melakukan hal serupa.

Sebelum Anda mengatakan, 'ew kotor!' Kami Telah berbicara dengan wanita itu. Alasannnya di balik itu sebenarnya dapat dimengerti dan sangat pribadi.

Joan tidak tahan dengan gagasan limbah medis, tentang bagian tubuh manusia yang secara tidak sengaja dibuang. Dia akan melakukan segala daya untuk menghentikan hal itu terjadi pada kakinya," komentar Ahli Sewport.com.

Lebih lanjut Joan mengatakan, meski ia tak tahu apakah ini masuk akal, tetapi menggunakan kulit manusia untuk pakaian atau aksesori sama halnya dengan menggunakan kulit binatang.

"Tentunya ada seseorang di luar sana yang dapat menerapkan metode yang sama," pungkasnya.

Berita Terkait

Berita Terkini