Wanita

Ketika Miss V Alami 'Depresi', Ternyata Ini yang Terjadi

Apa saja fakta tentang Mrs V yang bisa depresi?

Rendy Adrikni Sadikin | Yuliana Sere

Ilustrasi. (unsplash/ Eric Nopanen)
Ilustrasi. (unsplash/ Eric Nopanen)

Himedik.com - Jika kamu pernah menonton Sex and the City, kamu mungkin ingat episode saat seorang dokter memberi tahu Charlotte bahwa vaginanya sedang depresi.

Kamu mungkin berpikir ini adalah alur cerita yang lucu namun kenyataan sebenarnya jauh lebih serius.

Istilah vagina depresi digunakan oleh beberapa orang untuk menggambarkan kondisi medis yang sangat menyakitkan yang dikenal sebagai vulvodynia.

Kondisi ini diperkirakan berdampak pada sekitar 15 persen wanita dan gejala utamanya adalah rasa sakit yang terus-menerus di dalam dan sekitar vulva, mengutip dari mirror.

Lantas apa itu vulvodynia?

Menurut NHS, vulvodynia dapat memengaruhi wanita dari segala usia dan sering terjadi pada wanita yang dinyatakan sehat.

Ilustrasi miss V (shutterstock)
Ilustrasi miss V (shutterstock)

Kondisi ini bisa menjadi masalah jangka panjang dan mungkin dipicu oleh sesuatu yang sederhana seperti memasukkan tampon atau disentuh saat berhubungan seks.

Bagi sebagian orang, masalah ini bisa lebih parah, menyebar ke area pantat dan paha bagian dalam.

Berbagai perawatan telah diberikan bagi mereka yang menderita vagina depresi seperti gel anestesi dan obat resep seperti antidepresan.

Beberapa hal lain yang bisa dilakukan di rumah untuk mengurangi sakit ini antara lain mengenakan pakaian katun 100%, menghindari produk-produk higienis yang beraroma serta mengoleskan bungkusna dingin ke area tersebut unntuk meredakan rasa sakit.

Namun penelitian terbaru menemukan cara alternatif untuk meningkatkan kehidupan jutaan wanita yang menderita karena vulvodynia.

Para peneliti dari Oregon Health and Science University di Portland mengklaim terapi bisa mengurangi gejala itu.

Studi ini menunjukkan sebagian besar wanita mengalami penurunan gejala setelah menghadiri enam bulan terapi perilaku kognitif kelompok berbasis kesadaran.

Umumnya terapi ini digunakan untuk mengobati depresi dan kecemasan. Terapi perilaku kognitif adalah jenis terapi berbicara yang membantu orang mengelola masalah dengan mengubah cara mereka berpikir dan bertindak.

Studi ini telah diterbitkan dalam Journal of Lower Genital Tract Disease.

Berita Terkait

Berita Terkini