Wanita

Gara-Gara Facial, Wajah Wanita Ini seperti Habis Dicakar Kucing

Padahal facial mewah, namanya aja red-carpet.

Vika Widiastuti | Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana

Heather Muir - (Instagram/@hmuir)
Heather Muir - (Instagram/@hmuir)

Himedik.com - Wajah seorang wanita mengalami hal mengerikan dan menyakitkan setelah menjalani "red-carpet" facial. Heather Muir, nama wanita itu, kemudian membagikan pengalamannya melalui Instagram pada pertengahan Februari 2019 lalu.

Direktur kecantikan di majalah "Real Simple and Health" ini mengatakan, wajahnya menjadi merah dan lecet-lecet selama berminggu-minggu sesudah facial.

"Selama menjalani facial ini, beberapa kali aku merasa tidak nyaman, yang secara verbal aku sebut sebagai terbakar, menyengat, dan panas. Aku diberi tahu bahwa aku sensitif dan bahkan ditanya apakah aku menggunakan alat pacu jantung (jawabannya tidak)," tulis Muir.

Dalam unggahannya tersebut, wanita asal New York ini menyertakan beberapa foto wajah dan lehernya yang merah serta tergores seperti bekas luka dicakar kucing.

Heather Muir - (Instagram/@hmuir)
Heather Muir - (Instagram/@hmuir)

"Seandainya saja saat itu aku mengatakan padanya (pegawai yang melakukan facial), 'Terima kasih banyak untuk waktumu, tapi aku hanya ingin pergi saat ini,' dan pakai baju lalu pergi. Karena aku tahu, sesuatu dalam diriku mengatakan, ini tidak beres," kata Muir pada TODAY.

Muir menerangkan, seorang humas mengundangnya untuk mendapatkan facial gratis dari "ahli estetika papan atas yang bersertifikat." Muir sering menerima tawaran seperti itu sebagai bagian dari pekerjaannya, jadi dia menerimanya dan telah memastikan tidak akan ada redness atau masalah yang akan mengganggunya untuk tampil di depan kamera dalam tugas berikutnya.

Muir mengatakan, wanita itu melakukan mikrodermabrasi. Menurut American Society of Plastic Surgeons, prosedur ini dilakukan dengan bahan yang agak kasar untuk mengamplas kulit dengan lembut.

Sang ahli estetika juga menggunakan produk yang mengandung asam, yang menurut Muir digunakan untuk mengelupas, dan microcurrent, yang diyakini oleh beberapa orang berfungsi merangsang otot-otot wajah dan leher.

"Aku tahu bahwa akan ada berbagai teknologi yang digunakan," katanya. "(Tapi) aku agak tahu sejak awal bahwa semua ini terasa tidak beres. Itu agresif, wajahku panas, dan meskipun selama facial aku terang-terangan bertanya berkali-kali 'Apa ini? Apakah ini normal? Apa memang begini rasanya?'" dia selalu mengabaikannya dan berkata, 'Kamu pasti sangat sensitif.'"

Muir Menjelaskan, pipinya terasa seolah-olah memiliki sensasi detak jantung yang berdenyut, yang membuatnya takut.

Akhirnya wajah Muir tampak seperti "diserang oleh kucing liar" setelah facial selama satu jam itu, tetapi ketika Muir menyatakan kekhawatirannya kepada si ahli estetika, dia hanya diminta untuk minum banyak air dan melembapkan wajah dengan kapsul minyak yang telah diberikan kepadanya.

Muir kemudian pergi menemui dokter kulitnya, yang menilai pasiennya itu menderita luka bakar karena bahan kimia. Muir sendiri tidak yakin apa yang salah, dan si ahli estetika belum memberikan jawaban.

Wanita 34 tahun ini tidak menyebut nama sang ahli kecantikan, tetapi mengatakan, pihak perawatan kecantikan itu telah meminta maaf padanya. Tiga minggu kemudian, kulit Muir berangsur memulih.

Berita Terkait

Berita Terkini