Wanita

Pasangan Ini Tak Bisa Pulang Sebelum Bayar Tagihan Rumah Sakit

Tagihan pasca melahirkan sang buah hati di rumah sakit Singapura.

Agung Pratnyawan | Yuliana Sere

Ilustrasi bayi dalam inkubator - (Unsplash/Hush Naidoo)
Ilustrasi bayi dalam inkubator - (Unsplash/Hush Naidoo)

Himedik.com - Sebuah pasangan tak bisa pulang ke kampung halaman mereka, Australia, karena belum membayar tagihan rumah sakit di Singapura.

Melansir dari dailymail, Chloe Wilkinson (30) dan suaminya, Walsh-Kavanagh (27) membutuhkan sekitar Rp 2 miliar lebih pasca melahirkan bayinya.

Menurut laporan, Wilkinson diketahui melahirkan bayi laki-laki prematur yang baru berumur 24 minggu dan saat ini berada di unit perawatan intensif rumah sakit.

Pasangan itu mengatakan asuransi perjalanan mereka tidak mencukupi dan Undang-Undang Singapura melarang mereka bekerja untuk melunasi tagihan.

Pasangan ini berada di Singapura menunggu penerbangan pulang, di mana mereka berencana untuk memberitahu orang tua mereka tentang kehamilannya.

Ilustrasi melahirkan bayi (Pixabay/SeppH)
Ilustrasi bayi lahir (Pixabay/SeppH)

Sayang hal itu tak sesuai harapan. Wilkinson dilarikan ke rumah sakit setelah pendarahan dan mengalami kram selama 2 hari.

Walsh-Kavanagh mengatakan dokter menemukan infeksi dan memberi tahu Wilkinson bahwa mereka tidak mungkin melakukan penerbangan lanjutan.

"Dia mulai menggunakan antibiotik dan obat-obatan untuk mengurangi kontraksi," ujar suaminya.

Ilustrasi bayi baru lahir. (Unsplash/Kelly Sikkema)
Ilustrasi bayi baru lahir. (Unsplash/Kelly Sikkema)

Pasca melahirkan, bayinya Lorcan ditempatkan langsung ke dalam inkubator sebelum dibawa ke perawatan intensif.

Wilkinson berkata, "Setiap hari saya pergi ke rumah sakit, saya merasa sakit perut menunggu kabar terbaru dari tim perawatan intensif tentang kemajuan dan kondisi Lorcan karena dia masih dalam kondisi kritis.

'Kami ingin menggunakan kesempatan ini untuk mengucapkan terima kasih kepada semua orang di rumah dan di seluruh dunia atas cinta dan dukungan mereka yang berkelanjutan," tandasnya.

Berita Terkait

Berita Terkini