Wanita

Preeklamsia, Kondisi yang Diduga Penyebab Kematian RA Kartini

Lihat penyebab hingga faktor risikonya.

Vika Widiastuti | Yuliana Sere

RA. Kartini, pahlawan wanita yang diduga meninggal akibat preeklamsia. (Suara.com/Instagram)
RA. Kartini, pahlawan wanita yang diduga meninggal akibat preeklamsia. (Suara.com/Instagram)

Himedik.com - Raden Ajeng Kartini diduga meninggal akibat preeklamsia. Wanita yang lahir pada 21 April 1879 ini menghembuskan napas terakhirnya empat hari pasca-melahirkan anak tunggalnya.

Preeklamsia merupakan komplikasi kehamilan yang ditandai oleh tekanan darah tinggi dan tanda-tanda kerusakan pada sistem organ seperti hati dan ginjal, dikutip dari mayoclinic.

Preeklamsia biasanya dimulai setelah 20 minggu kehamilan pada wanita yang tekanan darahnya normal.

Jika tidak diobati, preeklampsia dapat menyebabkan komplikasi serius bahkan fatal untuk ibu dan bayinya.

Gejala

Preeklampsia kadang berkembang tanpa gejala apa pun. Tekanan darah tinggi dapat berkembang secara lambat atau mungkin timbul tiba-tiba.

Memantau tekanan darah adalah bagian penting dari perawatan prenatal karena tanda pertama preeklampsia umumnya adalah kenaikan tekanan darah.

Tekanan darah yang melebihi 140/90 mm Hg atau lebih adalah tidak normal. Sementara itu, tanda-tanda yang lain, meliputi:

1. Kelebihan protein dalam urine (proteinuria) atau masalah lain pada ginjal

2. Sakit kepala parah

3. Perubahan dalam penglihatan, termasuk kehilangan penglihatan sementara, penglihatan kabur atau sensitivitas terhadap cahaya

4. Nyeri perut bagian atas, biasanya di bawah tulang rusuk di sisi kanan.

5. Mual atau munta

6. Penurunan jumlah urine

7. Penurunan kadar trombosit dalam darah (trombositopenia)

8. Gangguan fungsi hati

9. Nafas pendek, disebabkan oleh cairan di paru-paru

Peningkatan berat badan yang tiba-tiba dan pembengkakan (edema) terutama di wajah dan tangan dapat terjadi pada preeklampsia.

Tetapi hal ini juga terjadi pada banyak kehamilan normal dan kerap tidak dianggap sebagai tanda-tanda preeklampsia.

Ilustrasi hamil bayi kembar - (Shutterstock)
Ilustrasi hamil bayi kembar - (Shutterstock)

Penyebab

Para ahli percaya penyakit ini dimulai di plasenta, organ yang memberi makan janin selama kehamilan. Di awal kehamilan, pembuluh darah baru berkembang dan berevolusi untuk secara efisien mengirim darah ke plasenta.

Pada wanita dengan preeklampsia, pembuluh darah ini tampaknya tidak berkembang atau berfungsi dengan baik.

Mereka lebih sempit dari pembuluh darah normal dan bereaksi secara berbeda terhadap hormon yang membatasi jumlah darah yang dapat mengalir melaluinya.

Namun penyebab lain meliputi:

1. Aliran darah ke uterus tidak mencukupi
2. Kerusakan pembuluh darah
3. Masalah dengan sistem kekebalan tubuh
4. Gen tertentu

Faktor risikonya meliputi hipertensi kronis, kehamilan pertama, usia lebih dari 40 tahun, kegemukan, hamil kembar, ayah baru serta fertilisasi in vitro.

Berita Terkait

Berita Terkini