Himedik.com - Josie Brown berduka akibat kehilangan sang ibu, Karey Gengler. Namun, ia kemudian memutuskan untuk menyumbangkan ginjal ibunya untuk pacarnya, Mike Rogers.
Dilansir HiMedik dari People, pada Desember 2018, Karey Gengler menderita aneurisma otak, sebuah pelebaran abnormal pada pembuluh nadi. Saat didiagnosis menderita mati otak, ia meninggal dua hari kemudian.
Baca Juga
Heboh Cacar Monyet di Singapura, Ini Imbauan dari Kemenkes
Cek Sekarang, Kondisi Telapak Tangan Bisa Deteksi Penyakit Kronis
Minum Teh Kembang Sepatu, Ampuh Obati Kanker dan Darah Tinggi
Selain Kematian, Penyakit Cacar Monyet Bisa Timbulkan Komplikasi
Istri Sering Ungkit Masalah Lama? Begini Cara Atasinya Agar Istri Terdiam
Josie pun dengan cepat melayangkan gagasan untuk menyumbangkan ginjalnya kepada Mike. ''Itu adalah minggu yang sibuk, karena ibu saya berada di rumah sakit selama sekitar dua hari, dan kemudian kami mengetahui bahwa dia telah meninggal,'' kata Josie.
''Saya mencoba untuk mengatasinya dan kemudian kami menunggu untuk melihat apakah Mike akan cocok, dan kemudian dia, dan kami segera mulai melalui seluruh proses transplantasi,'' lanjut wanita berusia 22 tahun itu.
Ini bukan keputusan sepihak, sebab Karey sebenarnya telah mempertimbangkan untuk menyumbangkan ginjalnya sebelum kematiannya, tetapi waktunya tidak pernah tepat.
Selain daftar tunggu donor yang panjang, Karey sedang memulai bisnisnya sendiri sehingga super sibuk. Hal yang mengejutkan, rupanya ginjal Karey cocok untuk Mike.
''Itu benar-benar luar biasa, hanya karena pada waktu itu saya tidak pernah berpikir bahwa saya akan menerima ginjalnya ketika kami sedang berduka untuknya,'' kata Mike.
Mike sungguh beruntung sebab seluruh keluarga Josie mendukung transplantasi ginjal untuknya. Kini ia merasa lebih hidup meski masih harus menjalani perawatan medis lanjutan setelah transplantasi ginjal.
Di sisi lain, bagi Josie memberikan ginjal ibunya kepada Mike memudahkan proses berdukanya. ''Itu membantu saya karena Anda tahu bahwa sesuatu yang baik bisa keluar dari sesuatu yang buruk,'' katanya. (Suara.com/Yasinta Rahmawati)