Wanita

Ketika Kehamilan Menyelamatkan Pengidap Anoreksia yang Terancam Meninggal

Wanita pengidap anoreksia ini berjuang naikkan berat badannya setelah tahu dirinya hamil. Sekarang ia bersyukur dengan kondisinya.

Vika Widiastuti | Rosiana Chozanah

Ilustrasi hamil. (Pixabay/tasha)
Ilustrasi hamil. (Pixabay/tasha)

Himedik.com - Kehamilan bukan hanya sekedar kabar bahagia saja, hal ini juga bisa menjadi penyelamat bagi sebagian wanita. Seperti yang dialami oleh wanita satu ini.

Iris Doyle, pernah mengidap anoreksia dan terancam meninggal dunia ketika beratnya turun secara drastis menjadi 37 kilogram.

Wanita 22 tahun yang berasal dari Albany, Australia Barat, mengungkapkan penyakitnya ini dipicu oleh masa kecilnya yang 'beracun' dan kondisi tubuhnya terpengaruh oleh berat badannya hingga ia tidak pernah mengalami menstruasi selama bertahun-tahun.

"Aku mempunyai perilaku membatasi diri sejak usia 7 tahun dan aku didiagnosis menderita anoreksia pada usia 10 tahun," tutur Iris, melansir Daily Mail.

"Ketika aku masih muda, aku tumbuh di lingkungan yang tidak sehat. Aku dikelilingi oleh pecandu alkohol, pengguna narkoba dan tindakan kekerasan dalam rumah tangga. Ini, aku percaya, penyebab dari anoreksia yang aku derita," sambungnya.

Ia melakukan diet ketat sebagai cara untuk melukai diri sendiri dan 'alat' untuk melarikan diri dari masalah yang dihadapinya. Bahkan ia hanya akan makan kerupuk, buah dan sayuran.

Ilustrasi ibu hamil (Unplash/@fomaolea)
Ilustrasi ibu hamil (Unplash/@fomaolea)

Saat berat badannya berada di titik terendah, Iris hanya akan mengonsumsi 400 hingga 500 kalori sehari.

"Anoreksia yang aku derita tidak pernah berfokus pada 'berat badan', aku melihatnya sebagai hal yang lebih secara personal, sebagai bentuk melukai diri sendiri. Pemicu terbesarnya adalah ibuku yang bunuh diri," jelasnya.

Tapi pada akhir masa remaja, Iris merasa penyakitnya ini membuatnya merasa terus-menerus lemah, tidak sehat dan sangat cemas serta terisolasi.

"Hal terburuk adalah saat dokter mengatakan kepadaku, 'jika kau tidak mendapatkan bantuan, kau akan mati', dan tanda-tanda vital dan gejala kekurangan giziku begitu parah."

Hal ini terjadi sampai akhirnya Iris sadar ia hamil anak pertamanya, Oliver. Buah hatinya inilah yang membuat Iris termotivasi untuk sehat kembali.

"Aku sebenarnya melakukan semua pemulihan oleh diriku sendiri, dengan mengingat bahwa beberapa kali aku kambuh. Kehamilan menyelamatkan hidupku," kata Iris lagi.

"Aku bahkan tidak bisa mengatakan betapa luar biasa pengalaman kehamilan itu. Itu membantu saya pulih karena saya tahu tubuh saya perlu dipelihara agar bayi saya dapat berkembang."

Sejak saat itu ia menerapkan pola hidup sehat dan mengonsumsi rata-rata 2.200 kalori per hari.

Selain itu, ia juga mendapat dukungan dari keluarga dan teman-temannya. Dia mengatakan mereka sering berkomentar tentang seberapa sehat kulit dan rambutnya dan bagaimana keseluruhan penampilannya jauh lebih sehat.

Berita Terkait

Berita Terkini