Wanita

Idap Endometriosis, Penyakit Wanita Ini Baru Didiagnosis 16 Tahun Kemudian

Seorang wanita menceritakan kisahnya ketika menderita endometriosis. Sayangnya penyakitnya ini baru terdeteksi 16 tahun kemudian.

Vika Widiastuti | Rosiana Chozanah

Ilsutrasi menstruasi - (Shutterstock)
Ilsutrasi menstruasi - (Shutterstock)

Himedik.com - Seorang  wanita sudah merasakan tanda endometriosis sejak usia 17 tahun. Ia mengaku rasa sakitnya seperti ada pisau yang menikam di bagian perutnya.

Wanita yang tidak menyebutkan identitasnya ini juga mengalami mual serta pendarahan hebat, seperti yang dilansir dari Buzzfeed.

Kemudian ia menceritakan kondisinya pada sang ibu. Ia dibawa ke dokter kandungan yang merekomendasikan dirinya untuk mengonsumsi pil KB.

Selama bertahun-tahun setelahnya, wanita ini mencatat tanda abnormal yang terjadi selama masa menstruasinya.

"Tidak sampai aku berusia 33 tahun, ketika aku memiliki gejala yang parah, aku menemukan seorang spesialis yang akhirnya mendiagnosisku dengan endometriosis," ujarnya.

Ilustrasi sakit perut, perut kembung, kram perut, maag. (Shutterstock)
Ilustrasi sakit perut, perut kembung, kram perut, maag. (Shutterstock)

Endometriosis adalah penyakit yang terjadi ketika jaringan yang mirip dengan lapisan rahim tumbuh di luar rahim dan menempel pada organ lain seperti ovarium, kandung kemih, usus buntu, paru-paru, dan lain-lain, menyebabkan superstorm gangguan pada tubuh.

Diperkirakan 200 juta wanita usia reproduksi memiliki endometriosis secara global. Diperlukan waktu rata-rata 10 tahun untuk dapat didiagnosis, dan tidak ada obatnya.

"Perjalananku dengan endometriosis sulit. Selain mengetahui bahwa saku menderita penyakit ini, aku diberi tahu bahwa aku mandul ketika baru berusia awal tiga puluhan," sambungnya.

Ternyata kemandulan ini disebabkan oleh penyakit yang dideritanya ini.

Lalu ia menjalani 3 operasi besar untuk mengangkat endometriosisnya itu. Tapi pada saat operasi terakhir, ia hampir mengalami gagal ginjal.

"Aku menjalani empat pengambilan telur untuk menyelamatkan sisa telur yang aku miliki. Kemudian saya melakukan fertilisasi in vitro, yang menghasilkan kelahiran putra saya tahun lalu."

"Itu adalah berkah terbesar dalam hidup saya, dan yang banyak orang dengan endometriosis dan infertilitas mungkin tidak pernah tahu."

Menurutnya, intervensi awal adalah kunci dari tingkat keparahan penyakit seseorang. Itulah sebabnya wanita ini menganjurkan untuk mencari perawatan yang tepat kala mengalami gejala abnormal.

"Semakin cepat orang muda dapat mengenali gejalanya, semakin cepat mereka mendapatkan perawatan yang tepat yang mungkin menyelamatkan mereka dari berbagai operasi yang mungkin atau mungkin tidak efektif, dan kemungkinan tidak pernah dapat memiliki bayi," jelasnya.

Berita Terkait

Berita Terkini