Wanita

Ani Yudhoyono Meninggal Setelah Serangan Kanker Kedua, Gimana Terjadinya?

Ani Yudhoyono alami ledakan kanker kedua yang lebih ganas sebelum meninggal dunia.

Vika Widiastuti | Shevinna Putti Anggraeni

Sutopo Purwo Nugroho sarankan Ani Yudhoyono makan ikan gabus (Instagram/@sutopopurwo)
Sutopo Purwo Nugroho sarankan Ani Yudhoyono makan ikan gabus (Instagram/@sutopopurwo)

Himedik.com - Sebelum meninggal dunia karena kanker darah, kondisi Ani Yudhoyono sempat terihat membaik dan bugar seperti yang dibagikan ke Instagram pribadinya.

Hal itulah yang membuat masyarakat terkejut dan bertanya-tanya kronologi meninggalnya Ani Yudhoyono karena kondisi tubuh yang menurun mendadak.

SBY pun membenarkan bahwa kondisi Ani Yudhoyono sempat membaik. Keluarga juga sudah memiliki harapan akan segera pulih.

"Bahkan kami punya harapan Insya Allah bisa disembuhkan. Karena dokter mengatakan bahwa sel-sel kanker dalam tubuh Bu Ani menurun secara tajam," kata SBY di Puri Cikeas, Bogor, Sabtu kemarin.

Ani Yudhoyono bahkan sempat diperbolehkan keluar rumah sakit dan berjalan-jalan bersama keluarga. Namun tak lama setelah itu, kondisi Ani Yudhoyono kembali menurun karena terjadi lonjakan atau ledakan sel kanker kedua.

"Tiga hari lalu ada ledakan sel-sel kanker. Meningkat tajam sehingga para dokter kewalahan dan akhirnya masuk ICU," lanjutnya.

Melansir dari Comprehensive Cancer Center, kondisi seperti Ani Yudhoyono yang mengalami ledakan kanker kedua disebut keganasan sekunder.

Ilustrasi sel kanker. [Shutterstock]
Ilustrasi sel kanker. [Shutterstock]

Keganasan sekunder ini adalah kanker baru yang terjadi pada seseorang akibat dari perawatan kanker sebelumnya dengan radiasi maupun kemoterapi.

Biasanya kanker sekunder ini terjadi setelah beberapa bulan, beberapa tahun, atau lebih cepat lagi setelah pengobatan kanker pertama.

Beberapa pengobatan yang meningkatkan risiko kanker kedua, antara lain obat kemoterapi etoposide, terapi radiasi untuk limfoma dan leukemia serta terapi radiasi dan kemoterapi bersamaan.

Selain mengobati kanker, obat kemoterapi dan terapi radiasi juga bersifat karsinogenik yang dapat menyebabkan kanker.

Kemoterapi yang digunakan menghancurkan sel kanker dengan pembelahan sel juga memengaruhi sel-sel normal, apalagi jika dosis obat yang digunakan cukup tinggi.

Kanker darah (Shutterstock)
Kanker darah (Shutterstock)

Contohnya etoposide yang dikaitkan dengan peningkatkan leukemia akut dibandingkan dengan obat kemoterapi lainnya.

Nah, penderita kanker yang menerima terapi radiasi dan kemoterapi akan lebih rentan terserang kanker sekunder yang lebih ganas.

Penelitian pun menyatakan lebih dari 80 persen penderita leukemia limfoblastik akut (ALL) berisiko terserang kanker sekunder setelah dinyatakan membaik dari pengobatan kanker pertama.

Risikonya bertambah jika penderita menerima pengobatan terapi radiasi selama melawan kanker pertama. Para peneliti menyimpulkan bahwa penderita leukemia yang menjalani terapi radiasi berisiko 20 kali lipat terserang kanker sekunder.

Berita Terkait

Berita Terkini